Pengalaman dan Tips-Tips Lolos CPNS Dosen Kemenristekdikti
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur atas limpahan rahmat dan rezeki Alloh SWT sehingga kita bisa berjumpa lagi di blog saya yang sudah lama vakum ini. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan pengalaman saya lulus CPNS Dosen Kemenristekdikti pada Prodi Pendidikan Fisika di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) tahun 2017.
Pada tahun 2017 ini, pemerintah membuka pengadaan CPNS yang dalam beberapa tahun kebelakang tidak ada bukaan sejak saya lulus S1 pada tahun 2015. Kebetulan saya baru lulus S2 Pendidikan Fisika dari Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan Mei 2017, eh pada bulan September 2017 munculah secercah pengumuman yang membuat semua pencari kerja di Indonesia ingin mencoba. Ya! Ada 61 Kementerian/Lembaga yang membuka lowongan CPNS, salah satunya adalah Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi). Nah, pada tahun ini Kemenristekdikti membuka 1500 formasi CPNS yang terbagi dalam 3 jabatan yaitu Dosen, Auditor, dan Widyaiswara. Dan saya memilih formasi jabatan Dosen Asisten Ahli, sehingga tulisan kali ini bisa muncul.
Setelah saya cari-cari, apakah ada formasi Dosen Pendidikan Fisika? Yah Ada! Apakah banyak? Banyak! Cuma 7 orang se-Indonesia! (ini banyak ga sih? haha). Rinciannya begini, 2 Dosen ditempatkan di Sumatera yaitu di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) dan Universitas Riau (Unri). Kemudian, 3 dosen lagi ditempatkan di Jawa yaitu di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Negeri Malang (UM). Akan tetapi, untuk UNS ini, jenis formasinya adalah formasi Cumlaude, jadi otomatis saya gak bisa daftar. Lho, bukannya kamu lulus S2, cumlaude, ko? Ya, tapi syarat daftar CPNS formasi cumlaude, itu bukan dilihat dari IPK saja, tetapi akreditasi Prodinya juga harus A. Nah, karena akreditasi Prodi S2 saya masih B, maka dari itu, saya gak memenuhi syarat. (padahal setau saya prodi S2 Pendidikan Fisika di Indonesia belum ada yang A, deh, trus yang keterima siapa ya? Wallohualam lah ya. Mungkin lulusan luar negeri) Selanjutnya, 1 dosen di Sulawesi (penempatanku ini). Dan terakhir, di Maluku yaitu Universitas Pattimura. Jadi, kalo UNS kita anggap tidak ada karena khusus formasi Cumlaude, maka lowongan dosen jurusan saya cuma ada 6 orang se-Indonesia untuk formasi Umum.
Jika ingin melihat pengumuman pembukaan seleksi CPNS Kemenristekdikti 2017. Klik link ini.
Jika ingin melihat pembagian penempatan formasi CPNS Kemenristekdikti 2017. Klik link ini.
Trus, mungkin ada pertanyaan, "Jika saya sudah menjadi dosen tetap di sebuah perguruan tinggi negeri/swasta dan sudah ber-NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional). Apakah saya bisa daftar CPNS Dosen Kemenristekdikti?"
Jawabnya adalah BISA! Jika kalian sudah diterima CPNS, kalian nanti tinggal mengajuan pemindahan homebase NIDN ke kampus tempat mengabdi sebagai CPNS. Itu adalah informasi yang saya dapat sampai saat ini. Tapi, kalau saya sendiri, posisi kemarin masih belum punya NIDN, yasudah langsung daftar aja, hehehe. Dan sebenarnya, ada beberapa saingan saya yang sudah menjadi dosen tetap non-PNS di tempat formasi yang saya daftar, yang awalnya membuat ketar-ketir saya dalam mengikuti seleksi. Tapi, tenang saja, perjuangan harus berlanjut!
Jujur, awalnya saya ingin memilih di Jawa yaitu di Untirta Tangerang, karena saya asalnya memang dari Pulau ini dan latar belakang saudara dari Papa ada beberapa tinggal disana. Tapi, setelah saya sholat istikhoroh dan meminta petunjuk dari Alloh, saya malah menjadi meragu. Lho, kenapa? Hal ini diawali dengan persyaratan formasi dosen di Untirta yang diminta adalah dari jurusan Fisika/Pendidikan Fisika. Jadi, yang bisa mendaftar formasi ini, yaa, dari dua jurusan itu. Dalam artian saingannya dobel, dong. Iya! Kedua prodi ini boleh mendaftar formasi ini. Nah, dari sini saya mulai berpikir lagi dan lagi.
Lalu, saya mulai mempertimbangkan UM Malang. Karena formasi ini hanya boleh didaftar oleh prodi Pendidikan Fisika saja, jadi harapannya saingannya lebih sedikit. Tapi, saya juga kok ragu mendaftar disini. Because karena, saingannya pasti sebagian besar dari Jawa, dan UM sudah punya sekolah pascasarjana nya sendiri. Pasti jika alumninya bisa sampai lolos tahap Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), saya rasa mereka akan mengutamakan dari lulusannya sendiri.
Kalo, kenapa gak milih Sumatera, karena ada teman seangkatan saya yang juga daftar disini. Jadi, saya memberi kesempatan kepada teman saya untuk memperjuangkan jalan ini. Hehe, sebagai teman yang baik, harus mendukung temannya dalam menjemput pintu rezeki, Ya kan.
Pada hari itu, tanggal 20 September 2017, setelah bangun pagi dan sholat shubuh, entah kenapa saya dapet wangsit apa gimana, yah, saya kok tiba2 jatuh hati tanpa pedekate pada Unsulbar, dan langsung registrasi online, saya siapkan berkas sana-sini, dan saya kirim berkas saya hari itu juga! Dan tau? Kirim ke sulawesi dari jogja, itu membutuhkan waktu 5 hari, untung saya pas banget menentukan ini, karena deadline pengiriman berkas pendaftaran CPNS adalah tanggal 25 September 2017. Bismillah, dalam hati saya, semoga sampai, semoga sampai.
Dan, perlu kalian ketahui, saya tidak memiliki sanak saudara dan teman dekat di Sulawesi. Kenapa milih sana ko? Sampai sekarang, saya juga kadang masih bingung jawabnya, soalnya datang begitu saja. Nekat ko? Mungkin, iya!
Jadwal pengumuman hasil seleksi administrasi yang seharusnya dijadwalkan pada tanggal 30 September 2017, ternyata harus diundur hingga tanggal 7 Oktober 2017. Dan, Alhamdulillah saya LOLOS Seleksi Administrasi. Ternyata jumlah pendaftar formasi Dosen Pendidikan Fisika di Unsulbar juga sama banyaknya seperti banyaknya pelamar di Untirta dan UM, malahan lebih banyak sepertinya. Peserta yang lolos administrasi berjumlah 46 orang yang akan dipilih 1 orang untuk diangkat menjadi Dosen CPNS. Gak kebayang kan, gimana persaingannya, pokoknya harus menjadi ranking 1 dari seluruh orang-orang hebat ini. Pertama, saya gak terlalu berharap untuk mendapatkan posisi itu. Tapi, bismillah lah, belajar, belajar, dan harus belajar!
Bismillah, saya melaksanakan tes SKD pada tanggal 27 Oktober 2017, pas banget hari Jumat. Dalam hatiku, semoga Jumat berkah ya Alloh. SKD Kemenristekdikti dilakukan pada masing-masing daerah/ provinsi. Jadi, meskipun saya pilih formasi di Sulawesi Barat, saya gak harus tes di Sulbar juga. Peserta bisa memilih lokasi tes sesuai domisilinya sekarang. Saat saya kemarin, tes SKD dilaksanakan di Hotel SR Prima Jalan Magelang, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ternyata yang tes disini gak cuma Kemenristekdikti saja. Sebelum Kemenristekdikti ternyata sudah dipakai oleh Kemenkeu dan Kemendikbud. Teman2 saya ada juga yang mengikuti tes pada Instansi ini.
Yak, masuk area ujian, kita tidak diperbolehkan membawa apapun ke ruang ujian kecuali kartu peserta ujian dan KTP serta sehelai pakaian dan celana. Dengan memakai baju atasan putih dan bawahan celana kain hitam, saya melihat ratusan peserta ujian SKD di hotel Prima. Saya berucap, Wow, banyak juga saingan saya dalam tes ini. Ini baru se-provinsi, dalam sesi saya, sudah segini, betapa banyaknya jika ditotal seluruh Indonesia. Tetapi dalam hati, saya yakin, saya sudah belajar, saya pasti bisa. Karena saya sudah belajar, saya memang cukup optimis untuk menaklukan soal-soal SKD. Nah, saya punya kepercayaan seperti ini dalam setiap ujian yang akan saya lakukan. Ini kepercayaan pribadi saya, bukan berdasarkan data analisis statistik uji hipotesis.
Yak, ujian dimulai dengan tes TWK yang muncul di layar komputer. TWK terdiri dari 35 soal pilihan ganda, dengan skor 5 untuk 1 soal yang berhasil dijawab benar. Bagian tes ini akan menguji kamu seberapa kenalkah kamu dengan Indonesia. Jadi, kamu diuji pengetahuan tentang sejarah Indonesia dari zaman kerajaan kutai sampai kerajaan hambalang (hehehe). Ya, pokoknya jas merah, lah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jangan kayak saya, karena sejak kuliah, gak ada makul sejarah, maka saya banyak banget lupanya. Jadi saya harus mengulang2 membaca buku teks sejarah SMA yang saya pinjam dari murid les saya, yang namanya Adam Arga, dia anak SMA N 6 Yogyakarta, baik banget, bersedia meminjamkan LKS nya kepada gurunya untuk belajar tes CPNS, mas mau ngucapin terima kasih banyak udah jadi murid mas yang baik dan membantu mas sampai mas bisa keterima CPNS kali ini. Mas doakan kamu keterima SBMPTN UGM nya, jangan di sebelah UGM ya, hahaha. Oke, lanjut. Selain itu, pengetahuan tentang sejarah Pancasila dan UUD 1945 juga harus kamu kuasai. Isi UUD 1945 juga harus apal dari pasal 1 sampai 37. Kemarin, saya niat banget ngapalin ini, apal dalam 2 hari, saya aja gak percaya bisa ngapalin UUD dalam waktu secepat itu. Haha. Jangan ditanya, kalo sekarang, disuruh nginget, harus buka lagi! Ya, namanya bukan keahliannya, kan. Kalo rumus fisika, saya gausah liat buku, juga bisa *asik.
Kemudian, tes yang lumayan menguras waktu yaitu TIU terdiri atas 30 soal. Tes ini semacam tes potensi akademik (TPA) yang biasanya diujikan pada saat SBMPTN, ujian masuk pascasarjana, atau seleksi kerja. Soalnya terdiri dari deret, matematika dasar, bahasa indonesia, dan soal analitik (memahami bacaan banyak gitu). Saran saya, pada bagian tes ini, jika kamu merasa kurang mampu mengerjakan cepet, mending dilewatin dulu aja. Prinsip ketiga saya dalam tes CPNS ini yaitu sebagai berikut.
daripada kamu terpaku sama satu soal yang susah, lebih baik kamu mengerjakan soal2 yang lebih mudah terlebih dahulu. Saya juga seperti itu kemarin. Karena saya agak lemah pada soal bacaan analitik (yang itu lho ada bacaan panjang misal urutan lomba lari A, B, C, D, bla, bla). Nah, saya ngerjain bagian soal ini terakhiran aja setelah ngerjakan bagian tes terakhir yaitu TKP.
Kemudian, bagian SKD yang paling gampang adalah ini, TKP. Gausah mikir soalnya, pake perasaan aja milih jawabannya. Tesnya mirip tes psikologi, kita tinggal milih opsi jawaban sesuai perasaan kita. Tesnya terdiri dari 35 soal dimana tiap jawaban kita itu ada skornya. Ada 5 opsi jawaban (ABCDE), nah tiap opsi itu nilainya rentang 1-5. Pokoknya gampang aja, sih, disini itu prinsipnya "Jadilah pribadi se-ideal mungkin". Ya, kalo memang agak gak sesuai sama realita, dikesampingkan dulu, ya. Inget-inget masa mahasiswa dulu, lah, kita. Kan pada idealis, idealis, tuh. Cieee. Hehehe
Oh, ya, perlu kalian ketahui, ya. Penentuan kelolosan tahap SKD ini sudah ada peraturannya, ya. Untuk pelamar CPNS yang mendaftar formasi Umum, maka mereka harus memiliki nilai yang diatas Passing Grade yang ditentukan oleh Kemenpan-RB yaitu 75 untuk TWK, 80 untuk TIU, dan 143 untuk TKP. Nah, contoh aja, nih, jika skor kalian TWK 70, TIU 150, TKP 160 (total 380), kalian tetap gak lolos karena nilai TWK kalian masih 70 alias dibawah passing grade 75.
Nah, jika sudah selesai SKD yang dilaksanakan melalui komputer. Maka secara otomatis, hasil tes kalian akan ditunjukkan pada saat itu juga! Apakah kalian lolos Passing Grade atau tidak juga akan ditunjukkan setelah waktu ujian habis! Keren kan, seleksi CPNS sekarang? Transparan! Dan alhamdulillah saya lolos Passing Grade. Akan tetapi, saya agak kecewa, karena hasil tes saya di luar target yang saya tetapkan. Hasil tes saya lebih rendah daripada hasil TO saya, hiks. Saya hanya mendapatkan skor 367 (TWK 90, TIU 120, TKP 157). Saya agak berhenti berharap karena skor saya hanya segini. Apakah saya lulus ke tahap SKB? Entahlah, semua saya serahkan kepada Alloh. Jika Alloh berkehendak, maka terjadilah.
Btw, pas tahap ini, gak ada dokumentasi, ke dalem ruang ujian gak boleh bawa apa2 selain kartu ujian dan KTP. Dan saya gak sempet memfoto kalo saya masuk rangking berapa di sesi ujian saya. Yang jelas saya, bukan rangking pertama. Setelah tes langsung diumumkan gitu, per sesi siapa yang dapat skor tertinggi dari semua peserta yang tes pada masing2 sesi. Seinget saya, kemarin disebut nama cewek, lupa namanya, dapet skor 400-an, gilee benerrr. Belajar berapa banyak buku ya ini, cewek. Heuheu.
Loh maksudnya, bagaimana ini? Lolos passing grade, belum tentu lulus ke tahap SKB? Ya, benar. Jadi peserta yang lolos PG, masih harus diperingkat lagi berdasarkan nilai SKD yang lolos PG saja. Hanya peserta yang masuk 3 kali formasi yang berhak melanjutkan perjuangannya untuk menunjukkan potensi yang dimilikinya dalam tahap SKB. Contohnya gini, jika formasinya diambil 1, maka yang berhak ikut SKB adalah peringkat nilai SKD 1-3 yang berhak lanjut, jika diambil 2, maka hanya peringkat 1-6 saja, dan begitu seterusnya. Ketat sekali ya seleksinya, sudah berjuang lolos passing grade saja, pasti sudah keras sekali belajarnya. Lolos passing grade, belum tentu lulus ke tahap SKB. Duh, duh, inilah perjuangan seleksi yang paling ketat menurut saya.
Lalu, pertanyaan yang selalu muncul dalam hati dan pikiran saya. "Apakah dengan skor 367 saya bisa masuk 3 besar?" . Jika membandingkan dengan hasil yang terjadi pada seleksi CPNS Kemenkumham 2017, skor segini bagaikan butiran debu, gak berarti, deh. Sudah kalah dengan skor 390-400 an. Nge-down? Pasrah? Sedikit, sih. Tapi, saya masih optimis, saya berdoa kepada Alloh untuk diberikan hasil peringkat yang terbaik. Saya tidak meminta agar Alloh memberikan saya peringkat 1, tidak, tapi saya hanya meminta hasil yang terbaik saja.
Lalu kapan pengumuman hasil SKD (yang berhak mengikuti SKB)? Saya gak tau, molor lagi! Sepertinya kebudayaan molor pada jadwal seleksi CPNS tahun 2017 ini, harus menjadi evaluasi seleksi CPNS kedepannya. Sebaiknya, panselnas menetapkan tanggal yang pasti dan berkomitmen bekerja maksimal pada tanggal itu, sehingga pekerjaan mengolah nilai harus diusahakan tepat waktu. Jika telat, ya dikasih batas sampai kapan. Rasanya bagi kami peserta yang menunggu hasil pengumuman ini, penuh dengan kekacauan. Jadwal pengumuman peserta yang berhak mengikuti SKB harusnya tanggal 25 Oktober 2017, lha saya ujian SKD aja tanggal 27 Oktober 2017, ya pasti telat, ya pengumuman hasil pemeringkatannya. Tapi telat ampe kapan? Yak, wallohu alam, dari pihak panselnas tidak memberikan deadline kemolorannya. Ya, kegiatan kami, setelah ujian SKD, cek Twitter dan web Kemenristekdikti setiap hari, setiap jam, setiap menit, *eh, hahaha. Ibaratnya nunggu kepastian gebetan memberikan jawaban, tapi kita gatau dia mau ngasih jawaban kapan. Hati terasa gusar gundah gulana. Hemm, begitulah, perjuangan mencari kepastian. Heuheu.
Yak, inget banget waktu itu, aku bersama temen-temen kontrakanku (Mas Dani, Januar, Syauqi, Deden, Bram) lagi kumpul-kumpul di Richeese Factory di Jalan Sudirman (yang baru buka dan antriannya yang bikin kenyang itu, heuheu). Pas itu, tanggal 9 November 2017, malem2 hari Kamis, si Mas Dani yang mau Wisuda tanggal 25 November 2017, ngadain traktiran2 mewah, kita diajak deh kesana. Pas lagi kumpul-kumpul tiba2 hape ada notifikasi WA dari grup CPNS Kemenristekdikti. Saya baca sekilas, SUDAH PENGUMUMAN PESERTA YANG LOLOS SKB. Bammm. Hati langsung deg deg ser secara tiba-tiba. Darah secara mengucur deras ke jari-jari yang akan membuka web Kemenristekdikti. Dan hasilnya APA? SAYA PERINGKAT SATU! Wow, Alhamdulillah.
Kamu tau kapan ujian SKB nya? Yak, hari Senin, 13 November 2017. Mendadak banget? Iya, cuma jeda 4 hari dari pengumuman. Yah, beginilah seleksi CPNS, harus selalu siaga, gaes. Pengumuman hari ini, hari ini langsung berangkat juga bisa aja! Ini saya alhamdulillah jeda 4 hari, teman saya ada yang jeda 2 hari, Kamis malam pengumuman dan Sabtu dia harus sudah ada di kampus buat SKB. Padahal, dia di Jawa, SKB nya di Papua. Wow, kurang tau juga dia berangkat gimana, ya, itu. Semoga lolos, nggih, mas.
Baik, setelah membaca pengumuman ini saya langsung membeli tiket pesawat untuk penerbangan hari Sabtu, agar saya bisa sampai di Majene, Sulawesi Barat hari Minggu dan Senin, 13 November 2017 saya bisa tes SKB di Sulawesi Barat!
Saya sampai di Bandara Tampa Padang, Mamuju tanggal 12 November 2017 sekitar pukul 08.00 WITA. Setelah melalui penerbangan yang menegangkan (lho?). Jadi gini ceritanya, saya pakai maskapai Lion dari Adisucipto ke Sepinggan, dan udah pasrah, tentang kualitas penerbangannya bagaimana. Tapi, saya salut kemarin, jadwal penerbangannya gak delay. Alhamdulillah. Nah, kalo penerbangann dari Adisucipto ke Sepinggan (Balikpapan), pesawatnya lumayan enak, yah, pesawatnya yang gede itu, yang biasa itu lah. Nah, yang cukup menegangkan, pesawat dari Sepinggan ke Tampa Padang. Ini pesawatnya maskapainya Wings Air, pesawatnya kecil, dan kemarin cuma 20-an isinya kayaknya. Ketika pertama kali masuk kabin pesawatnya, saya merasa aman2 saja. Tapi kekhawatiran saya mulai muncul, ketika saya mencari nomor tempat duduk. Di kabin pesawatnya, gak ada nomor tempat duduk (asem tenan pokoke huahaha). Yaudah, daripada saya bingung, saya nanya mbak2 pramugarinya. "Mbak, nomor tempat duduk ini, dimana yah?", saya tanya. Mbaknya njawab, "Oh ya mas, silakan duduk dimana aja, ini ga penuh kok, jadi terserah aja, lah, mau duduk dimana". "WTF. Hey? Ngapain saya check in tadi?", saya menggerutu. Saya mulai baca bismillah, nih, naik pesawat ini. Dan, sesuai dugaan saya getaran hebat terasa banget ketika take off dan landing, duh, jan, ngene banget yoo meh ke sulawesi. Heuheu. Tapi alhamdulillah saya selamat sampai Tampa Padang. Saran saya kalau ke Sulbar jangan langsung ke Mamuju, karena penerbangannya masih terbatas. Mending transit Makassar saja. Trus naik bis dari Makassar ke Sulawesi Barat.
Yak, setelah sampai bandara Tampa Padang, trus saya kemana? Saya gatau harus naik apa, turun dimana, biayanya berapa hahaha. Go-Jek dan Grab ? Belum ada disana, padahal Mamuju ini ibu kota provinsi Sulbar, ya. Hehe. Ya mungkin menunggu waktu, saja, ya. FYI, provinsi Sulbar ini merupakan provinsi terbaru ke-2 di Indonesia, jadi wajar saja, masih dalam tahap proses pembangunan. Oke, lanjut, akhirnya saya keluar bandara dan saya langsung dihadapi oleh bapak-bapak yang menawarkan jemputan. Ada ojek dan taksi saja. Lalu saya tanya, berapa kalo ke Majene (Unsulbar) ? Ada dua alternatif kendaraan, pertama, kamu naik taksi langsung ke majene, biayanya tau berapa? Enam ratus ribu rupiah, anjirr wkwk. Ini batas uang sanguku, waktu ke sulawesi kemarin, kalo aku naik ini, udah langsung abis uang sanguku. Gak mungkin pilihan ini aku pilih, hahaha. Oke, pilihan kedua, lebih ekonomis, yaitu aku naik ojek ke terminal mamuju sekitar 50K (jauh kayaknya dan jalannya naik turun), kemudian dari terminal kita naik Avanza omprengan gitu, biayanya 80K udah sampai majene. Saya rasa, oke lah, 130K sampai majene, daripada 600K, gila aja, udah kayak tiket pesawat dari Jogja ke Jakarta ini mah.
Singkat cerita, saya akhirnya sampai di depan hotel, rencana tempat penginapan saya, deket kampus, namanya Dafina Inn Hotel, setelah saya masuk ke resepsionis, biaya sewanya ternyata 240K per hari. Dalam hati saya, duh, saya 3 hari disini, 3 hari dikali 240K, 720K dong, duh, duit saya kurang. Yaudah, saya cuma tanya dulu akhirnya. Saya sampai di Majene, sekitar jam 13.00 WITA, karena saya belum sholat dzuhur, daripada galau mau nginep dimana, saya sholat dulu aja, di mushola pom bensin deket situ. Setelah itu saya istirahat sebentar dan mengabari Mama, bahwa saya sudah sampai Majene dengan selamat dan meminta doanya Mama untuk dua hari besok, Koko mau tes SKB, semoga diberi kelancaran. Mama bilang, ya nak, mama selalu berdoa yang terbaik buat Koko. Alhamdulillah, hati jadi ayem.
Setelah itu, saya mungkin perlu mempertimbangkan, bagaimana kalau nyari kos2an saja, pasti lebih murah kan? Tapi, nyari info kos2an, ke siapa, saudara ama temen aja, gapunya wkwk. Disini OLX, belum ada iklannya yang masuk. Duh, piye iki, aku nginep nang ndi. Haha. Santai, bukan koko namanya kalo enggak berjuang. Yaudah, cari temen ah di depan rektorat, siapa tau ketemu dedek-dedek cakep yang berbaik hati mencarikan info kos2an. Sesampainya di depan rektorat, yak sesuai tebakan saya, disana banyak mahasiswa2 sedang berkumpul2, karena pada saat itu hari minggu, jadi banyak yang ngumpul2 di rektorat, lagi ngerjain tugas gitu. Akhirnya saya memutuskan untuk berkenalan dengan sekumpulan mahasiswa itu, bahwa saya dari Jogja, pergi ke sulawesi ga ada sanak famili, saya lagi mencari info kos2an, apakah adek2, mas2, mbak2, bisa memberikan info kos2an dekat sini? Karena saya besok harus tes di kampus, jadi nyari tempat menginap yang dekat2 saja, supaya lebih menghemat waktu dan akomodasi, saya jelaskan dengan bahasa indonesia khas logat saya. Akhirnya, saya berkenalan dengan sekelompok mahasiswa dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris 2017, mereka sedang berkumpul janjian ingin mengerjakan tugas kuliah. Saat itu saya berkenalan dan bertukaran nomor hape dengan mahasiswa yang namanya Dian dan Arwan. Mereka sangat baik sekali, luar biasa banget baiknya. Saya terharu. Padahal baru kenal. Kalo di Jawa, ada orang tiba2 dateng minta tolong ngaku2 dari luar pulau, biasanya udah dicurigain penipu, nih, haha. Tapi mereka baik banget, mereka berusaha nyarikan saya info kos2an, tempat menginap saya malam nanti dan besok. Tapi, karena info kos2an nya gak langsung dapet, saya disarankan beristirahat dulu di tempat Mas Najir, salah satu takmir masjid di deket kampus. Nanti jika sudah ketemu, saya akan dihubungi lewat WA. Duh, baik banget sumpah. Dek Dian dan Arwan, nanti saya bawakan oleh2 dari Jogja ya, makasih banget bantuannya kemarin, sampai jumpa lagi di Unsulbar.
Nah, cerita lagi nih, sesampainya di Masjid, saya ketemu mas Najir, ternyata dia ini mahasiswa Unsulbar jurusan Ilmu Politik semester 7. Setelah, saya mandi dan berganti pakaian, saya ngobrol2 lah dengan mas Najir. Dia juga super baik banget orangnya. Kita ngobrol2 politik kampus sampai politik nasional, yak dia keren banget kalo soal topik ini. Dan, ternyata, mas Najir menawarkan saya untuk menginap di tempat temannya saja, namanya mas Acul, karena mas Acul tinggal di kiosnya yang letaknya di pinggir jalan, deket kampus. Dia tinggal sendirian disana, dan bisa banget kalo mau ditumpangin. Waduh, alhamdulillah, mungkin ini kemudahan yang Alloh berikan kepada saya, duitnya mepet, ternyata ditawari untuk menginap di rumah warga. Yasudah, tanpa memikir dua kali, saya terima tawarannya (lha gimana lagi, saya mau nginep dimana, lagi, realistis aja, ya, kan, hehe). Oke, setelah istirahat siang dan sholat Ashar, saya langsung cuss ke kiosnya mas Acul. Mas Acul, menyambut saya juga dengan ramah sekali. Duh, saya salut ama orang Sulawesi Barat, mereka baik2 banget sama orang2 perantau. Mungkin ini harus ditiru, bagi orang Jawa. Kalo di Jawa, lebih ngeri soalnya, saya pernah ke Jakarta, ke suatu daerah yang belum saya ketahui, saya tanya orang malah disasarin, duh jan, Astagfirulloh. Tapi, beda sama mas Acul ini, dia baiikkkkkk bangeeettt. Dia bersedia saya tumpangi selama 3 hari sebelumnya saya jelaskan bahwa saya peserta CPNS di Unsulbar, dan dia berharap saya diterima di Unsulbar, sehingga saya bisa bersilaturahmi lagi dengan Majene. Mas Acul, ini ternyata lulusan Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan PGSD Penjas. Dia sekarang udah jadi guru di SD deket kiosnya. Semoga lancar nggih, mas, dan jadilah guru teladan bagi siswa-siswamu!
Yak, setelah saya makan malam dengan mas Acul, saya putuskan malam itu, saya gausah belajar. Saya kumpulkan energi saya untuk Tes Fisika besok pagi.
SKB untuk jabatan Dosen Kemenristekdikti terdiri dari 3 jenis tes, antara lain tes potensi akademik, microteaching, dan wawancara. Untuk tes potensi akademik dilakukan pada hari pertama, 13 November 2017. Jangan kira, tes ini sama seperti TIU saat SKD, Bukan, salah besar jika kalian berpikiran seperti itu. Tes ini merupakan tes kemampuan bidang. Jika saya dosen fisika, maka saya kemarin dites soal Fisika. Mau tau soalnya berapa banyak? 100 soal yang harus dikerjakan dalam waktu 90 menit. Soal fisikanya tentang materi kuliah saat S1 (Sarjana), ya semacam soal SBMPTN atau GRE gitu, deh. Memahami soalnya aja mungkin, butuh 30 detik lebih. Saya jujur gak selesai, kok. Kayaknya emang bukan soal yang dibuat untuk dikerjakan semuanya. Cepet2an aja banyaknya soal yang bisa dikerjakan benar. Alhamdulillah, saya bisa ngerjakan sebanyak 85 soal kayaknya. Skor saya waktu tes ini adalah 78, berarti salah 7 ya. Yaaa, lumayan, lah, mungkin ada yang salah waktu ngitung-ngitungnya. Hehehe
Setelah selesai Tes Fisika, saya pulang ke penginapan saya, kios mas Acul, untuk beristirahat, dan malamnya saya mempersiapkan diri untuk tes esok hari yaitu wawancara dan microteaching. Untuk microteaching saya persiapkan PPT saja, dan untuk jaga-jaga, saya juga membuat rencana perkuliahan semester (RPS) dan rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP), meskipun akhirnya tidak diminta oleh penilai (dosen).
Jika ingin mendownload PPT yang saya gunakan ketika SKB klik link ini.
Jika ingin mendownload RPS yang saya buat ketika SKB klik link ini
Jika ingin mendownload RPP yang saya gunakan ketika SKB klik link ini
Oke, pada hari kedua, 14 November 2017, tes nya adalah wawancara dan microteaching, yang dilaksanakan secara terpisah. Tempatnya di gedung rektorat Unsulbar. Wawancara dilaksanakan terlebih dahulu sampai selesai, barulah dilaksanakan tes microteaching. Wawancara yang saya alami ceritanya begini. Saya diwawancarai oleh dua orang dosen, pejabat sepertinya, satu bapak dan satu ibu. Wawancara dilakukan terpisah ruang, jadi dalam satu ruang hanya ada satu pewawancara dan satu peserta, empat mata. Pertama, saya diwawancarai oleh bapak Abdy, dekan FMIPA. Nah, wawancaranya biasa sih, kayak wawancara kerja atau beasiswa gitu. Sebelumnya, saya persiapkan CV (gak disuruh sih, tapi saya inisiatif sendiri), untuk mempermudah bapaknya dalam mengenal diri saya. Bapaknya tinggal membaca CV saya, dan menanyakan pertanyaan2 kecil terkait biodata pribadi, pengalaman studi, penelitian, dan kerja.
Wawancara pertama pun selesai, dengan cukup singkat, sih, paling 15 menit juga gak nyampe. Dilanjut lagi, wawancara kedua, dengan Ibu Kartika, nah yang ini, dosen Prodi Pendidikan Fisika. Nah, wawancara dengan ibu Kartika ini, santai aja, kayak ngobrol dengan ibu sendiri. Di awal wawancara, beliau langsung bertanya, berapa IPK mu mas S1 dan S2? Alumni mana? Lulus berapa lama? Trus, apakah sudah pernah mengajar di universitas sebelumnya? Saya jawab belum, kan saya baru lulus Mei 2017, dan saya pernah mendaftar di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jogja, mereka menolak, saya, hiks. Yaudah, saya jelaskan kepada ibu Kartika, bahwa sampai sekarang saya masih menjadi guru honorer saja di SMK Negeri 1 Tempel, mengajar bimbel di Primagama, dan menjadi guru les privat siswa SMP dan SMA.
Yak, wawancara sama Ibu Kartika ini, cepet banget, gak sampai 10 menit, saya keluar, temen2 saya bingung, loh kok saya cepet banget. Entahlah, dalam hati saya, mungkin biar cepet, kasian peserta yang lain masih nunggu giliran wawancara wkwkwk. Karena sampai giliran saya waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WITA, padahal masih banyak temen2 yang belum wawancara, masih belum lagi setelah ini tes microteaching, yang jelas menguras banyak waktu. Ya, saya pikir begitu, kesuksesan wawancara bukan diukur cepat tidaknya lama wawancara. Wawancara cepet belum tentu memberi kesan baik untuk pewawancara, begitu juga wawancara yang lama. Yah, tes ini, kadang emang beruntung2an, sih.
Usai wawancara, kita diberikan makan siang dan dipersilakan untuk melakukan ibadah sholat dzuhur. Siang itu, saya bersama, mas Reza, dan mas Devan (mereka ini, dari Jawa juga, teman tes saya waktu SKB, ini, mereka lulusan UM jurusan Pendidikan Biologi), masih ingat sekali saat itu hujan rintik-rintik, saya mencari tempat sholat. Lho, masjid kampus belum ada, ko? Belum adaaa. Kita sholat di pom bensin dekat kampus. Alhamdulillah disyukuri, masih dekat dengan tempat ibadah, meskipun terbatas.
Setelah wawancara, tes selanjutnya adalah microteaching. Pada tes ini, kita mengajar suatu materi kuliah sesuai dengan jurusan kita. Karena saya prodi Pendidikan Fisika, maka saya harus mengajar materi yang kira-kira ada dalam prodi Pendidikan Fisika. Boleh mengajar tentang keilmuan Fisika nya atau mau mengajar tentang keilmuan Pendidikannya, monggo dipilih aja. Dosen penguji gak akan tanya di luar topik yang lagi kita bahas, kok. Jadi, maksudnya, misal kita milih microteaching Fisika Dasar, dosen penguji gak bakal nanya2, tentang Fisika Zat Padat, kok, hehe. Jadi, makannya dalam microteaching ini, perdalam saja salah satu materi kuliah, dan kamu pahami sekali materi itu. Kemarin saya memilih materi Fisika dasar dengan topik Hukum Newton tentang Gerak. Kebetulan, materi Fisika yang paling saya sukai ya, pada materi ini. Jadi ketika kemarin juri, nanya2 tentang apa yang saya sampaikan, ya alhamdulillah saya bisa menjawabnya. Pada microteaching ini, selain diamati oleh kedua pewawancara saya tadi, juga ada mahasiswa-mahasiswa dan dosen-dosen senior. Ya, alhamdulillah tahap tes microteaching telah saya lewati. Sekarang saya tinggal berdoa kepada Alloh semoga diberikan hasil yang terbaik. Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WITA, saatnya saya pulang ke kios mas Acul, untuk istirahat, sholat Ashar, dan packing-packing untuk penerbangan besok pulang ke Jogja via Makassar.
Malam itu, saya langsung berpamitan dengan mas Acul, untuk kembali ke Jogja, karena besok Rabu, saya sudah harus terbang lagi ke Jogja lewat bandara Hasanuddin. Saya ucapkan terima kasih kepada Mas Acul karena telah bersedia menjadi saudara saya di Majene. Saya minta doa mas Acul agar saya diberikan hasil yang terbaik dan harapannya saya bisa bertemu lagi dengan Mas Acul besok, jika saya diterima CPNS nya. Aamiin, ucap dalam hati. Yak, untuk pergi dari Majene ke Makassar, saya naik Bus Malam, biayanya 130ribu. Saya berangkat dari Majene pukul 23.00 bersama teman2 saya dari Jawa (Mas Reza dan Mbak Intan) dan akhirnya saya sampai di bandara Sultan Hasanuddin pukul 05.00 WITA.
Kami sampai makassar terlalu pagi, penerbangan mas Reza dan mbak Intan pukul 11.00 WITA (ke Surabaya mereka) dan saya pukul 20.00 WITA (ke Jogja). Jangan diketawain, ya wkwk, kemarin asal booking soalnya, gak direncanain bakal berangkat dari Majene naik bis hari Selasa jam 23.00 soalnya. Rencana awalnya saya berangkat dari Majene hari Rabu jam 11.00 pakai mobil ke Makassar. Tetapi, karena nyari temen biar gak sendirian di Makassar, yaudah ngikut mereka deh, ke Makassarnya naik bis malem. Nah, karena kita datang terlalu pagi itu, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu di Makassar. Pagi-pagi, kami pengen sarapan dulu, deh, dari bandara kami pesan Go-Car dan tujuannya pasti kalian tahu, yak, Coto Makassar. Dengan mengumpet-umpet ke parkiran kami ketemu supir Go-Car nya. Sekitar 20 menitan lah dari bandara, akhirnya kami sampai di Warung Coto Nusantara. Untuk harganya kemarin disini, seinget saya satu porsi coto makassar, teh panas, dan kupat 3 biji (enak, ee, hehe) itu abis sekitar 35ribu. Bersaing lah ya, harganya. Tapi, untuk rasanya, saya akuin enak bangeeettt. Kuahnya sama potongan dagingnya, itu rasanya kayak coto banget. First time ini ke makassar, dan first time nyobain coto makassar, hehe. Oh, ya, saya belum ngenalin ke kalian mas Reza dan mbak Intan, ya? Kedua temen saya ini, kemarin bukan saingan saya waktu seleksi CPNS di Unsulbar hahaha. Soalnya, keduanya ini dari jurusan Pendidikan Biologi asalnya dari Universitas Negeri Malang (UM). Mereka seperjuangan dengan saya, dari Jawa yang mencoba peruntungan di Sulawesi. Mereka ini sangat baik sekalii, lahh, nemenin saya jalan-jalan di Makassar. Nemuin temen sejawa di tanah perantauan, itu sesuatu banget, ngobrol2 pake bahasa dan logat medhok khas orang Jawa, kuwi sing bikin ngangeni, lurr, hehehew. Meskipun kita bukan satu daerah, tapi kita berasa nyatu aja Jawa nya, mas Reza itu asli Probolinggo dan mbak Intan itu asli Banyuwangi, dan saya asli mana, ya, haha saya dari Purworejo.
Puji syukur atas limpahan rahmat dan rezeki Alloh SWT sehingga kita bisa berjumpa lagi di blog saya yang sudah lama vakum ini. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan pengalaman saya lulus CPNS Dosen Kemenristekdikti pada Prodi Pendidikan Fisika di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) tahun 2017.
Pada tahun 2017 ini, pemerintah membuka pengadaan CPNS yang dalam beberapa tahun kebelakang tidak ada bukaan sejak saya lulus S1 pada tahun 2015. Kebetulan saya baru lulus S2 Pendidikan Fisika dari Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan Mei 2017, eh pada bulan September 2017 munculah secercah pengumuman yang membuat semua pencari kerja di Indonesia ingin mencoba. Ya! Ada 61 Kementerian/Lembaga yang membuka lowongan CPNS, salah satunya adalah Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi). Nah, pada tahun ini Kemenristekdikti membuka 1500 formasi CPNS yang terbagi dalam 3 jabatan yaitu Dosen, Auditor, dan Widyaiswara. Dan saya memilih formasi jabatan Dosen Asisten Ahli, sehingga tulisan kali ini bisa muncul.
Setelah saya cari-cari, apakah ada formasi Dosen Pendidikan Fisika? Yah Ada! Apakah banyak? Banyak! Cuma 7 orang se-Indonesia! (ini banyak ga sih? haha). Rinciannya begini, 2 Dosen ditempatkan di Sumatera yaitu di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) dan Universitas Riau (Unri). Kemudian, 3 dosen lagi ditempatkan di Jawa yaitu di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Negeri Malang (UM). Akan tetapi, untuk UNS ini, jenis formasinya adalah formasi Cumlaude, jadi otomatis saya gak bisa daftar. Lho, bukannya kamu lulus S2, cumlaude, ko? Ya, tapi syarat daftar CPNS formasi cumlaude, itu bukan dilihat dari IPK saja, tetapi akreditasi Prodinya juga harus A. Nah, karena akreditasi Prodi S2 saya masih B, maka dari itu, saya gak memenuhi syarat. (padahal setau saya prodi S2 Pendidikan Fisika di Indonesia belum ada yang A, deh, trus yang keterima siapa ya? Wallohualam lah ya. Mungkin lulusan luar negeri) Selanjutnya, 1 dosen di Sulawesi (penempatanku ini). Dan terakhir, di Maluku yaitu Universitas Pattimura. Jadi, kalo UNS kita anggap tidak ada karena khusus formasi Cumlaude, maka lowongan dosen jurusan saya cuma ada 6 orang se-Indonesia untuk formasi Umum.
Jika ingin melihat pengumuman pembukaan seleksi CPNS Kemenristekdikti 2017. Klik link ini.
Jika ingin melihat pembagian penempatan formasi CPNS Kemenristekdikti 2017. Klik link ini.
Tahap pertama, membaca persyaratan yang diminta.
Hal pertama, baca syaratnya dulu sebelum mendaftar. Apakah kita sudah memenuhi? Syarat pengen daftar CPNS gampang kok. Syaratnya cuma WNI, sehat jasmani rohani, tidak menggunakan narkoba, tidak pernah mundur dari PNS, dan berusia maksimal 35 tahun. Gampang kan? Saya rasa syarat ini pasti bisa dipenuhi oleh sebagian besar masyarakat.Trus, mungkin ada pertanyaan, "Jika saya sudah menjadi dosen tetap di sebuah perguruan tinggi negeri/swasta dan sudah ber-NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional). Apakah saya bisa daftar CPNS Dosen Kemenristekdikti?"
Jawabnya adalah BISA! Jika kalian sudah diterima CPNS, kalian nanti tinggal mengajuan pemindahan homebase NIDN ke kampus tempat mengabdi sebagai CPNS. Itu adalah informasi yang saya dapat sampai saat ini. Tapi, kalau saya sendiri, posisi kemarin masih belum punya NIDN, yasudah langsung daftar aja, hehehe. Dan sebenarnya, ada beberapa saingan saya yang sudah menjadi dosen tetap non-PNS di tempat formasi yang saya daftar, yang awalnya membuat ketar-ketir saya dalam mengikuti seleksi. Tapi, tenang saja, perjuangan harus berlanjut!
Tahap kedua, mengapa memilih Kemenristekdikti.
Sebenarnya, jika ingin menjadi dosen CPNS, jalurnya bukan hanya melalui Kemenristekdikti saja, contohnya teman saya juga ada yang mendaftar kementerian agama, kesehatan, dan perindustrian. Akan tetapi, disini saya memilih Kemenristekdikti. Ya, alasan utamanya adalah karena Kemenristekdikti merupakan kementerian yang fokus pada jenjang pendidikan tinggi/ universitas. Jadi, jika kita ingin meniti karir sebagai dosen pada kementerian ini, insyaAlloh, karir dan proses pengembangan dirinya lebih terfokus dan terfasilitasi. Ini alasan pribadi sih, kalo temen2 punya alasan yang bertentangan dengan saya, ya monggo, hehehe.Tahap ketiga, tentukan pilihan formasi yang akan didaftar.
Nah, inilah merupakan tahapan yang sangat penting bagi saya. Tahapan yang menguras banyak energi dalam menentukannya. Karena jika salah pilih, bisa2 kita mungkin memiliki kemampuan yang mumpuni tetapi tidak jadi diterima sebagai dosen CPNS karena kita berkumpul pada saingan yang lebih hebat dari kita. Nah, kan tadi kan kita udah tau, ya, formasi dosen Pendidikan Fisika di Indonesia cuma 6 orang. (2 Sumatera, 2 Jawa, 1 Sulawesi, 1 Maluku). Lalu pilih yang mana?
"Dalam membuat pilihan dalam suatu proses seleksi, ya, memang kita boleh memperjuangkan impian kita. Namun, kita harus pertimbangkan apakah kita layak bersaing? Jika dalam diri merasa belum yakin, pertimbangkanlah peluang yang paling besar."
Jujur, awalnya saya ingin memilih di Jawa yaitu di Untirta Tangerang, karena saya asalnya memang dari Pulau ini dan latar belakang saudara dari Papa ada beberapa tinggal disana. Tapi, setelah saya sholat istikhoroh dan meminta petunjuk dari Alloh, saya malah menjadi meragu. Lho, kenapa? Hal ini diawali dengan persyaratan formasi dosen di Untirta yang diminta adalah dari jurusan Fisika/Pendidikan Fisika. Jadi, yang bisa mendaftar formasi ini, yaa, dari dua jurusan itu. Dalam artian saingannya dobel, dong. Iya! Kedua prodi ini boleh mendaftar formasi ini. Nah, dari sini saya mulai berpikir lagi dan lagi.
Lalu, saya mulai mempertimbangkan UM Malang. Karena formasi ini hanya boleh didaftar oleh prodi Pendidikan Fisika saja, jadi harapannya saingannya lebih sedikit. Tapi, saya juga kok ragu mendaftar disini. Because karena, saingannya pasti sebagian besar dari Jawa, dan UM sudah punya sekolah pascasarjana nya sendiri. Pasti jika alumninya bisa sampai lolos tahap Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), saya rasa mereka akan mengutamakan dari lulusannya sendiri.
Kalo, kenapa gak milih Sumatera, karena ada teman seangkatan saya yang juga daftar disini. Jadi, saya memberi kesempatan kepada teman saya untuk memperjuangkan jalan ini. Hehe, sebagai teman yang baik, harus mendukung temannya dalam menjemput pintu rezeki, Ya kan.
Pada hari itu, tanggal 20 September 2017, setelah bangun pagi dan sholat shubuh, entah kenapa saya dapet wangsit apa gimana, yah, saya kok tiba2 jatuh hati tanpa pedekate pada Unsulbar, dan langsung registrasi online, saya siapkan berkas sana-sini, dan saya kirim berkas saya hari itu juga! Dan tau? Kirim ke sulawesi dari jogja, itu membutuhkan waktu 5 hari, untung saya pas banget menentukan ini, karena deadline pengiriman berkas pendaftaran CPNS adalah tanggal 25 September 2017. Bismillah, dalam hati saya, semoga sampai, semoga sampai.
Dan, perlu kalian ketahui, saya tidak memiliki sanak saudara dan teman dekat di Sulawesi. Kenapa milih sana ko? Sampai sekarang, saya juga kadang masih bingung jawabnya, soalnya datang begitu saja. Nekat ko? Mungkin, iya!
Tahap keempat, belajar!
"Keberuntungan itu berbanding lurus dengan usaha yang kalian lakukan"
Ya, inilah prinsip yang selalu saya pegang ketika menghadapi ujian semenjak saya sekolah dulu. Jika kalian ingin memperoleh hasil yang baik, maka berusahalah. Ya, memang kita pasti percaya rejeki itu sudah ditakdirkan oleh Alloh, sudah dibagi-bagi. Tapi, hey, apakah logis, jika kalian pengen ketrima CPNS tapi gak belajar? Kepercayaan saya sih bilang gak mungkin, hehehe. Wong yang belajar aja, belum tentu lolos, apalagi yang gak belajar? Logika sederhana, kan, ya? Hehehe. Dan, gini ya, saya kasih tau. Jumlah pendaftar CPNS Kemenristekdikti 2017, berapa? Sekitar 17ribu orang yang mendaftar. Dan diambil berapa? Hanya 1500 orang saja, gaes.
Nah, sambil menunggu proses pengumuman hasil seleksi administrasi, saya sempatkan belajar soal-soal seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan cara membeli buku di toko Buku (iya lah). Saya kerjakan soalnya dan saya beri waktu! Biar seolah-olah saya mengadakan try out sendiri begitu. Buku yang saya gunakan ketika saya belajar adalah pada gambar di bawah ini. Saya beli di Social Agency Sagan Jogja, harganya Rp150.000. Murah lah, ya (gak diendorse ini, kok). Gak sebanding jika kalian nanti beneran lolos CPNS. Modal itu penting untuk memperoleh suatu pencapaian yang besar.
Sekalian saya review aja buku ini. Buku ini tebelnya bisa buat alas kepala. Didalemnya diawali dengan sajian singkat materi-materi yang akan diujikan ketika SKD, yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Setelah penjelasan materi, buku ini menyajikan drilling soal SKD yang akan diujikan, sehingga kita bisa lebih memahami penerapan materi-materi yang sudah dijelaskan di depan. Setelah drilling soal, disediakan lagi 10 paket try out yang bisa digunakan untuk melaksanakan try out sendiri di rumah. Nah, sistem belajar saya, setiap hari saya luangkan waktu sekitar 90 menit, untuk mengerjakan 1 paket soal try out (35 soal TWK, 30 soal TIU, dan 35 soal TKP). Saya berkomitmen tidak akan membuka handphone dan komputer ketika mengerjakan paket-paket soal ini. Saya atur stopwatch 90 menit dan saya setting kondisi saya seolah-olah saya mengerjakan di tempat ujian. Dan setelah saya selesai mengerjakan, saya koreksi hasil pekerjaan saya, dengan mencocokkannya pada halaman kunci jawaban dan pembahasan. Kemudian saya hitung skor yang saya peroleh berapa. Apakah sudah mencapai target atau belum? Jika belum, maka saya harus mempelajari bagian-bagian soal yang menjadi kelemahan saya. Try Out ini saya lakukan secara terus-menerus hingga seluruh try out pada buku ini, saya kerjakan semuanya.
Belajar harus memiliki target! Ya, ini prinsip kedua saya dalam belajar. Sebelum saya belajar, saya harus menentukan target nilai SKD saya. Jika saya melihat hasil SKD CPNS Kemenkumham 2017, yang sudah duluan melaksanakan seleksi CPNS. Pada seleksi CPNS Kemenkumham 2017, peserta SKD yang lolos ke tahap Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) adalah peserta yang mendapatkan skor CAT sekitar 390-400 an. Nah, loh, apakah ini akan berlaku bagi CPNS Kementerian lain? Ya, bisa saja, tidak ada hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu, berdasarkan data ini, saya targetkan nilai saya harus segini besok!
Selain saya melakukan belajar secara mandiri, saya juga sempat mengikuti Try Out CPNS yang dilaksanakan oleh Toko Buku Togamas Yogyakarta. Karena suasana try out yang saya setting di kontrakan pasti akan terasa berbeda jika saya lakukan dengan try out yang diikuti oleh orang banyak. Atmosfer ketegangannya berbeda. Yasudah, tanpa pikir dua kali, saya daftar acara try out ini dengan hanya membayar uang pendaftaran 25K dan kita sudah memperoleh suasana try out CPNS se-Yogyakarta. Dan Alhamdulillah, ada sedikit mulai ada tanda-tanda saya akan lolos SKD. Pada try out kali ini, saya memperoleh peringkat 2 dan mendapatkan hadiah sebesar 300 ribu. Lumayan, lah ya, balik modal hehehe.
Akan tetapi, kalo dilihat dari skor yang saya peroleh, skor saya masih dibawah target yaitu cuma 372. Oleh karena itu, setelah try out ini, meski saya sudah juara 2 se-Jogja, saya tidak boleh cepat puas, harus belajar lagi! Target belajar harus tercapai!
Belajar harus memiliki target! Ya, ini prinsip kedua saya dalam belajar. Sebelum saya belajar, saya harus menentukan target nilai SKD saya. Jika saya melihat hasil SKD CPNS Kemenkumham 2017, yang sudah duluan melaksanakan seleksi CPNS. Pada seleksi CPNS Kemenkumham 2017, peserta SKD yang lolos ke tahap Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) adalah peserta yang mendapatkan skor CAT sekitar 390-400 an. Nah, loh, apakah ini akan berlaku bagi CPNS Kementerian lain? Ya, bisa saja, tidak ada hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu, berdasarkan data ini, saya targetkan nilai saya harus segini besok!
Selain saya melakukan belajar secara mandiri, saya juga sempat mengikuti Try Out CPNS yang dilaksanakan oleh Toko Buku Togamas Yogyakarta. Karena suasana try out yang saya setting di kontrakan pasti akan terasa berbeda jika saya lakukan dengan try out yang diikuti oleh orang banyak. Atmosfer ketegangannya berbeda. Yasudah, tanpa pikir dua kali, saya daftar acara try out ini dengan hanya membayar uang pendaftaran 25K dan kita sudah memperoleh suasana try out CPNS se-Yogyakarta. Dan Alhamdulillah, ada sedikit mulai ada tanda-tanda saya akan lolos SKD. Pada try out kali ini, saya memperoleh peringkat 2 dan mendapatkan hadiah sebesar 300 ribu. Lumayan, lah ya, balik modal hehehe.
Hasil Try Out Togamas |
Akan tetapi, kalo dilihat dari skor yang saya peroleh, skor saya masih dibawah target yaitu cuma 372. Oleh karena itu, setelah try out ini, meski saya sudah juara 2 se-Jogja, saya tidak boleh cepat puas, harus belajar lagi! Target belajar harus tercapai!
Tahap kelima, pengumuman seleksi administrasi.
Tahap pertama yang harus dilalui oleh seluruh peserta seleksi CPNS adalah tahap seleksi administrasi. Apakah berkas-berkas yang kirimkan sudah sesuai persyaratan yang diminta atau belum. Tahap ini seharusnya tidak menyulitkan kan, ya? Kan kita hanya memenuhi persyaratan, buat surat lamaran, fotokopi KTP, ijazah dan transkrip legalisir, itu aja kok, gampang kan sebenernya. Eh, tapi, perlu kalian ketahui, pada tahapan ini juga ada yang gak lolos lho. Entah juga, yang tahu alasan tidak lolosnya, ya, panitia dari setiap universitas. Jika kamu yang besok akan mengikuti tes CPNS, harus teliti ya, pada tahap ini. Jika tahap ini saja tidak lolos, ibaratnya mau perang, tapi udah kalah aja padahal belum sempat perang, karena amunisinya belum siap, hehehe.Jadwal pengumuman hasil seleksi administrasi yang seharusnya dijadwalkan pada tanggal 30 September 2017, ternyata harus diundur hingga tanggal 7 Oktober 2017. Dan, Alhamdulillah saya LOLOS Seleksi Administrasi. Ternyata jumlah pendaftar formasi Dosen Pendidikan Fisika di Unsulbar juga sama banyaknya seperti banyaknya pelamar di Untirta dan UM, malahan lebih banyak sepertinya. Peserta yang lolos administrasi berjumlah 46 orang yang akan dipilih 1 orang untuk diangkat menjadi Dosen CPNS. Gak kebayang kan, gimana persaingannya, pokoknya harus menjadi ranking 1 dari seluruh orang-orang hebat ini. Pertama, saya gak terlalu berharap untuk mendapatkan posisi itu. Tapi, bismillah lah, belajar, belajar, dan harus belajar!
Tahap keenam, seleksi kompetensi dasar (SKD)!
SKD merupakan tes tahap pertama yang harus dilalui oleh seluruh pejuang CPNS. Tes ini pada dasarnya menguji pengetahuan dasar para calon kandidat tentang hal-hal yang sifatnya umum (semua orang ya pada dasarnya harus bisa). Tes nya terdiri dari 100 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan selama 90 menit dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Loh, 1 soal harus dikerjakan kurang dari 1 menit dong. Ya, benar, tapi tenang, ini cukup banget kok. Jika kita atur strategi dalam mengerjakannya.Bismillah, saya melaksanakan tes SKD pada tanggal 27 Oktober 2017, pas banget hari Jumat. Dalam hatiku, semoga Jumat berkah ya Alloh. SKD Kemenristekdikti dilakukan pada masing-masing daerah/ provinsi. Jadi, meskipun saya pilih formasi di Sulawesi Barat, saya gak harus tes di Sulbar juga. Peserta bisa memilih lokasi tes sesuai domisilinya sekarang. Saat saya kemarin, tes SKD dilaksanakan di Hotel SR Prima Jalan Magelang, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ternyata yang tes disini gak cuma Kemenristekdikti saja. Sebelum Kemenristekdikti ternyata sudah dipakai oleh Kemenkeu dan Kemendikbud. Teman2 saya ada juga yang mengikuti tes pada Instansi ini.
Kenang-kenangan Kartu Ujian SKD milik saya. Saksi perjuangan bisa dilihat lewat cap nya |
Yak, masuk area ujian, kita tidak diperbolehkan membawa apapun ke ruang ujian kecuali kartu peserta ujian dan KTP serta sehelai pakaian dan celana. Dengan memakai baju atasan putih dan bawahan celana kain hitam, saya melihat ratusan peserta ujian SKD di hotel Prima. Saya berucap, Wow, banyak juga saingan saya dalam tes ini. Ini baru se-provinsi, dalam sesi saya, sudah segini, betapa banyaknya jika ditotal seluruh Indonesia. Tetapi dalam hati, saya yakin, saya sudah belajar, saya pasti bisa. Karena saya sudah belajar, saya memang cukup optimis untuk menaklukan soal-soal SKD. Nah, saya punya kepercayaan seperti ini dalam setiap ujian yang akan saya lakukan. Ini kepercayaan pribadi saya, bukan berdasarkan data analisis statistik uji hipotesis.
"Percaya deh, dalam sebuah ujian, mereka yang 'benar2 mempersiapkan' paling cuma maksimal 10% dari total peserta. Jadi, jika kamu sudah belajar. Maka, optimislah!"
Yak, ujian dimulai dengan tes TWK yang muncul di layar komputer. TWK terdiri dari 35 soal pilihan ganda, dengan skor 5 untuk 1 soal yang berhasil dijawab benar. Bagian tes ini akan menguji kamu seberapa kenalkah kamu dengan Indonesia. Jadi, kamu diuji pengetahuan tentang sejarah Indonesia dari zaman kerajaan kutai sampai kerajaan hambalang (hehehe). Ya, pokoknya jas merah, lah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jangan kayak saya, karena sejak kuliah, gak ada makul sejarah, maka saya banyak banget lupanya. Jadi saya harus mengulang2 membaca buku teks sejarah SMA yang saya pinjam dari murid les saya, yang namanya Adam Arga, dia anak SMA N 6 Yogyakarta, baik banget, bersedia meminjamkan LKS nya kepada gurunya untuk belajar tes CPNS, mas mau ngucapin terima kasih banyak udah jadi murid mas yang baik dan membantu mas sampai mas bisa keterima CPNS kali ini. Mas doakan kamu keterima SBMPTN UGM nya, jangan di sebelah UGM ya, hahaha. Oke, lanjut. Selain itu, pengetahuan tentang sejarah Pancasila dan UUD 1945 juga harus kamu kuasai. Isi UUD 1945 juga harus apal dari pasal 1 sampai 37. Kemarin, saya niat banget ngapalin ini, apal dalam 2 hari, saya aja gak percaya bisa ngapalin UUD dalam waktu secepat itu. Haha. Jangan ditanya, kalo sekarang, disuruh nginget, harus buka lagi! Ya, namanya bukan keahliannya, kan. Kalo rumus fisika, saya gausah liat buku, juga bisa *asik.
Kemudian, tes yang lumayan menguras waktu yaitu TIU terdiri atas 30 soal. Tes ini semacam tes potensi akademik (TPA) yang biasanya diujikan pada saat SBMPTN, ujian masuk pascasarjana, atau seleksi kerja. Soalnya terdiri dari deret, matematika dasar, bahasa indonesia, dan soal analitik (memahami bacaan banyak gitu). Saran saya, pada bagian tes ini, jika kamu merasa kurang mampu mengerjakan cepet, mending dilewatin dulu aja. Prinsip ketiga saya dalam tes CPNS ini yaitu sebagai berikut.
"Kalau udah 1 menit baca soal, dan ga ketemu2 jawabannya. Skip aja dulu!"
daripada kamu terpaku sama satu soal yang susah, lebih baik kamu mengerjakan soal2 yang lebih mudah terlebih dahulu. Saya juga seperti itu kemarin. Karena saya agak lemah pada soal bacaan analitik (yang itu lho ada bacaan panjang misal urutan lomba lari A, B, C, D, bla, bla). Nah, saya ngerjain bagian soal ini terakhiran aja setelah ngerjakan bagian tes terakhir yaitu TKP.
Kemudian, bagian SKD yang paling gampang adalah ini, TKP. Gausah mikir soalnya, pake perasaan aja milih jawabannya. Tesnya mirip tes psikologi, kita tinggal milih opsi jawaban sesuai perasaan kita. Tesnya terdiri dari 35 soal dimana tiap jawaban kita itu ada skornya. Ada 5 opsi jawaban (ABCDE), nah tiap opsi itu nilainya rentang 1-5. Pokoknya gampang aja, sih, disini itu prinsipnya "Jadilah pribadi se-ideal mungkin". Ya, kalo memang agak gak sesuai sama realita, dikesampingkan dulu, ya. Inget-inget masa mahasiswa dulu, lah, kita. Kan pada idealis, idealis, tuh. Cieee. Hehehe
Oh, ya, perlu kalian ketahui, ya. Penentuan kelolosan tahap SKD ini sudah ada peraturannya, ya. Untuk pelamar CPNS yang mendaftar formasi Umum, maka mereka harus memiliki nilai yang diatas Passing Grade yang ditentukan oleh Kemenpan-RB yaitu 75 untuk TWK, 80 untuk TIU, dan 143 untuk TKP. Nah, contoh aja, nih, jika skor kalian TWK 70, TIU 150, TKP 160 (total 380), kalian tetap gak lolos karena nilai TWK kalian masih 70 alias dibawah passing grade 75.
Nah, jika sudah selesai SKD yang dilaksanakan melalui komputer. Maka secara otomatis, hasil tes kalian akan ditunjukkan pada saat itu juga! Apakah kalian lolos Passing Grade atau tidak juga akan ditunjukkan setelah waktu ujian habis! Keren kan, seleksi CPNS sekarang? Transparan! Dan alhamdulillah saya lolos Passing Grade. Akan tetapi, saya agak kecewa, karena hasil tes saya di luar target yang saya tetapkan. Hasil tes saya lebih rendah daripada hasil TO saya, hiks. Saya hanya mendapatkan skor 367 (TWK 90, TIU 120, TKP 157). Saya agak berhenti berharap karena skor saya hanya segini. Apakah saya lulus ke tahap SKB? Entahlah, semua saya serahkan kepada Alloh. Jika Alloh berkehendak, maka terjadilah.
Btw, pas tahap ini, gak ada dokumentasi, ke dalem ruang ujian gak boleh bawa apa2 selain kartu ujian dan KTP. Dan saya gak sempet memfoto kalo saya masuk rangking berapa di sesi ujian saya. Yang jelas saya, bukan rangking pertama. Setelah tes langsung diumumkan gitu, per sesi siapa yang dapat skor tertinggi dari semua peserta yang tes pada masing2 sesi. Seinget saya, kemarin disebut nama cewek, lupa namanya, dapet skor 400-an, gilee benerrr. Belajar berapa banyak buku ya ini, cewek. Heuheu.
Tahap ketujuh, pengumuman hasil seleksi SKD.
"Lolos PG itu belum tentu lulus ke tahap SKB!"
Loh maksudnya, bagaimana ini? Lolos passing grade, belum tentu lulus ke tahap SKB? Ya, benar. Jadi peserta yang lolos PG, masih harus diperingkat lagi berdasarkan nilai SKD yang lolos PG saja. Hanya peserta yang masuk 3 kali formasi yang berhak melanjutkan perjuangannya untuk menunjukkan potensi yang dimilikinya dalam tahap SKB. Contohnya gini, jika formasinya diambil 1, maka yang berhak ikut SKB adalah peringkat nilai SKD 1-3 yang berhak lanjut, jika diambil 2, maka hanya peringkat 1-6 saja, dan begitu seterusnya. Ketat sekali ya seleksinya, sudah berjuang lolos passing grade saja, pasti sudah keras sekali belajarnya. Lolos passing grade, belum tentu lulus ke tahap SKB. Duh, duh, inilah perjuangan seleksi yang paling ketat menurut saya.
Lalu, pertanyaan yang selalu muncul dalam hati dan pikiran saya. "Apakah dengan skor 367 saya bisa masuk 3 besar?" . Jika membandingkan dengan hasil yang terjadi pada seleksi CPNS Kemenkumham 2017, skor segini bagaikan butiran debu, gak berarti, deh. Sudah kalah dengan skor 390-400 an. Nge-down? Pasrah? Sedikit, sih. Tapi, saya masih optimis, saya berdoa kepada Alloh untuk diberikan hasil peringkat yang terbaik. Saya tidak meminta agar Alloh memberikan saya peringkat 1, tidak, tapi saya hanya meminta hasil yang terbaik saja.
Lalu kapan pengumuman hasil SKD (yang berhak mengikuti SKB)? Saya gak tau, molor lagi! Sepertinya kebudayaan molor pada jadwal seleksi CPNS tahun 2017 ini, harus menjadi evaluasi seleksi CPNS kedepannya. Sebaiknya, panselnas menetapkan tanggal yang pasti dan berkomitmen bekerja maksimal pada tanggal itu, sehingga pekerjaan mengolah nilai harus diusahakan tepat waktu. Jika telat, ya dikasih batas sampai kapan. Rasanya bagi kami peserta yang menunggu hasil pengumuman ini, penuh dengan kekacauan. Jadwal pengumuman peserta yang berhak mengikuti SKB harusnya tanggal 25 Oktober 2017, lha saya ujian SKD aja tanggal 27 Oktober 2017, ya pasti telat, ya pengumuman hasil pemeringkatannya. Tapi telat ampe kapan? Yak, wallohu alam, dari pihak panselnas tidak memberikan deadline kemolorannya. Ya, kegiatan kami, setelah ujian SKD, cek Twitter dan web Kemenristekdikti setiap hari, setiap jam, setiap menit, *eh, hahaha. Ibaratnya nunggu kepastian gebetan memberikan jawaban, tapi kita gatau dia mau ngasih jawaban kapan. Hati terasa gusar gundah gulana. Hemm, begitulah, perjuangan mencari kepastian. Heuheu.
Yak, inget banget waktu itu, aku bersama temen-temen kontrakanku (Mas Dani, Januar, Syauqi, Deden, Bram) lagi kumpul-kumpul di Richeese Factory di Jalan Sudirman (yang baru buka dan antriannya yang bikin kenyang itu, heuheu). Pas itu, tanggal 9 November 2017, malem2 hari Kamis, si Mas Dani yang mau Wisuda tanggal 25 November 2017, ngadain traktiran2 mewah, kita diajak deh kesana. Pas lagi kumpul-kumpul tiba2 hape ada notifikasi WA dari grup CPNS Kemenristekdikti. Saya baca sekilas, SUDAH PENGUMUMAN PESERTA YANG LOLOS SKB. Bammm. Hati langsung deg deg ser secara tiba-tiba. Darah secara mengucur deras ke jari-jari yang akan membuka web Kemenristekdikti. Dan hasilnya APA? SAYA PERINGKAT SATU! Wow, Alhamdulillah.
Hasil Peserta yang Lolos untuk Berjuang ke Tahap SKB |
Kamu tau kapan ujian SKB nya? Yak, hari Senin, 13 November 2017. Mendadak banget? Iya, cuma jeda 4 hari dari pengumuman. Yah, beginilah seleksi CPNS, harus selalu siaga, gaes. Pengumuman hari ini, hari ini langsung berangkat juga bisa aja! Ini saya alhamdulillah jeda 4 hari, teman saya ada yang jeda 2 hari, Kamis malam pengumuman dan Sabtu dia harus sudah ada di kampus buat SKB. Padahal, dia di Jawa, SKB nya di Papua. Wow, kurang tau juga dia berangkat gimana, ya, itu. Semoga lolos, nggih, mas.
Baik, setelah membaca pengumuman ini saya langsung membeli tiket pesawat untuk penerbangan hari Sabtu, agar saya bisa sampai di Majene, Sulawesi Barat hari Minggu dan Senin, 13 November 2017 saya bisa tes SKB di Sulawesi Barat!
Tahap kedelapan, berangkat ke Sulawesi untuk pertama kali.
Yak, ini merupakan perjalanan pertama kali saya ke Sulawesi. Berbekal aplikasi Traveloka di hape Samsul saya. Pada Kamis malam, saya booking lah tiket penerbangan dari Adisucipto (Jogja) ke Tampa Padang (Mamuju) untuk penerbangan tanggal 11 November 2017. Serba mendadak, pokoknya. Gak browsing dulu, pokoknya dalam otak, cuma pengen sampe di Sulawesi Barat hari minggu, Senin bisa tes. Saya belum tau rute dari Jogja ke Sulawesi Barat yang terbaik yang mana. Ya, saya taunya langsung aja ke bandara yang dimiliki provinsi Sulawesi Barat yaitu bandara Tampa Padang (Mamuju). Padahal dari Mamuju ke Majene (Universitas Sulawesi Barat) masih cukup jauh sekitar 120 km (3 sampai 4 jam perjalanan kalau pakai mobil). Yaudah, lah, saya booking aja tiketnya tuh tanpa tanya2 lagi (lha wong di Sulbar aku aja ga punya saudara dan temen sebelumnya). Padahal, kalo dari Adisucipto ke Tampa Padang, penerbangannya ini harus transit dulu, dan kemarin tiket saya transit di Sepinggan, Balikpapan, karena belum ada pesawat langsung dari Adisucipto ke Tampa Padang. Kok, ya, saya milih ini, sampai sekarang juga masih bingung. Buat pelajaran aja, ya, hehe. Saya mulai curiga nih, kayaknya ini aku salah beli tiket, deh, haha. Tapi, kemarin beneran gak kepikiran, ngapain mampir ke kaltim ko (?), kan tujuanmu Sulawesi Barat, haha. Yaudah, lah, itung2 bonus jalan2 aja selama seleksi CPNS, belum pernah ke Kalimantan juga seumur hidup. Jadi istilahnya, perjalanan tiga pulau untuk melaksanakan tes tahap SKB. Heuheu.Bandara Tampa Padang, Mamuju, Sulawesi Barat, 12 November 2017 |
Saya sampai di Bandara Tampa Padang, Mamuju tanggal 12 November 2017 sekitar pukul 08.00 WITA. Setelah melalui penerbangan yang menegangkan (lho?). Jadi gini ceritanya, saya pakai maskapai Lion dari Adisucipto ke Sepinggan, dan udah pasrah, tentang kualitas penerbangannya bagaimana. Tapi, saya salut kemarin, jadwal penerbangannya gak delay. Alhamdulillah. Nah, kalo penerbangann dari Adisucipto ke Sepinggan (Balikpapan), pesawatnya lumayan enak, yah, pesawatnya yang gede itu, yang biasa itu lah. Nah, yang cukup menegangkan, pesawat dari Sepinggan ke Tampa Padang. Ini pesawatnya maskapainya Wings Air, pesawatnya kecil, dan kemarin cuma 20-an isinya kayaknya. Ketika pertama kali masuk kabin pesawatnya, saya merasa aman2 saja. Tapi kekhawatiran saya mulai muncul, ketika saya mencari nomor tempat duduk. Di kabin pesawatnya, gak ada nomor tempat duduk (asem tenan pokoke huahaha). Yaudah, daripada saya bingung, saya nanya mbak2 pramugarinya. "Mbak, nomor tempat duduk ini, dimana yah?", saya tanya. Mbaknya njawab, "Oh ya mas, silakan duduk dimana aja, ini ga penuh kok, jadi terserah aja, lah, mau duduk dimana". "WTF. Hey? Ngapain saya check in tadi?", saya menggerutu. Saya mulai baca bismillah, nih, naik pesawat ini. Dan, sesuai dugaan saya getaran hebat terasa banget ketika take off dan landing, duh, jan, ngene banget yoo meh ke sulawesi. Heuheu. Tapi alhamdulillah saya selamat sampai Tampa Padang. Saran saya kalau ke Sulbar jangan langsung ke Mamuju, karena penerbangannya masih terbatas. Mending transit Makassar saja. Trus naik bis dari Makassar ke Sulawesi Barat.
Yak, setelah sampai bandara Tampa Padang, trus saya kemana? Saya gatau harus naik apa, turun dimana, biayanya berapa hahaha. Go-Jek dan Grab ? Belum ada disana, padahal Mamuju ini ibu kota provinsi Sulbar, ya. Hehe. Ya mungkin menunggu waktu, saja, ya. FYI, provinsi Sulbar ini merupakan provinsi terbaru ke-2 di Indonesia, jadi wajar saja, masih dalam tahap proses pembangunan. Oke, lanjut, akhirnya saya keluar bandara dan saya langsung dihadapi oleh bapak-bapak yang menawarkan jemputan. Ada ojek dan taksi saja. Lalu saya tanya, berapa kalo ke Majene (Unsulbar) ? Ada dua alternatif kendaraan, pertama, kamu naik taksi langsung ke majene, biayanya tau berapa? Enam ratus ribu rupiah, anjirr wkwk. Ini batas uang sanguku, waktu ke sulawesi kemarin, kalo aku naik ini, udah langsung abis uang sanguku. Gak mungkin pilihan ini aku pilih, hahaha. Oke, pilihan kedua, lebih ekonomis, yaitu aku naik ojek ke terminal mamuju sekitar 50K (jauh kayaknya dan jalannya naik turun), kemudian dari terminal kita naik Avanza omprengan gitu, biayanya 80K udah sampai majene. Saya rasa, oke lah, 130K sampai majene, daripada 600K, gila aja, udah kayak tiket pesawat dari Jogja ke Jakarta ini mah.
Singkat cerita, saya akhirnya sampai di depan hotel, rencana tempat penginapan saya, deket kampus, namanya Dafina Inn Hotel, setelah saya masuk ke resepsionis, biaya sewanya ternyata 240K per hari. Dalam hati saya, duh, saya 3 hari disini, 3 hari dikali 240K, 720K dong, duh, duit saya kurang. Yaudah, saya cuma tanya dulu akhirnya. Saya sampai di Majene, sekitar jam 13.00 WITA, karena saya belum sholat dzuhur, daripada galau mau nginep dimana, saya sholat dulu aja, di mushola pom bensin deket situ. Setelah itu saya istirahat sebentar dan mengabari Mama, bahwa saya sudah sampai Majene dengan selamat dan meminta doanya Mama untuk dua hari besok, Koko mau tes SKB, semoga diberi kelancaran. Mama bilang, ya nak, mama selalu berdoa yang terbaik buat Koko. Alhamdulillah, hati jadi ayem.
Setelah itu, saya mungkin perlu mempertimbangkan, bagaimana kalau nyari kos2an saja, pasti lebih murah kan? Tapi, nyari info kos2an, ke siapa, saudara ama temen aja, gapunya wkwk. Disini OLX, belum ada iklannya yang masuk. Duh, piye iki, aku nginep nang ndi. Haha. Santai, bukan koko namanya kalo enggak berjuang. Yaudah, cari temen ah di depan rektorat, siapa tau ketemu dedek-dedek cakep yang berbaik hati mencarikan info kos2an. Sesampainya di depan rektorat, yak sesuai tebakan saya, disana banyak mahasiswa2 sedang berkumpul2, karena pada saat itu hari minggu, jadi banyak yang ngumpul2 di rektorat, lagi ngerjain tugas gitu. Akhirnya saya memutuskan untuk berkenalan dengan sekumpulan mahasiswa itu, bahwa saya dari Jogja, pergi ke sulawesi ga ada sanak famili, saya lagi mencari info kos2an, apakah adek2, mas2, mbak2, bisa memberikan info kos2an dekat sini? Karena saya besok harus tes di kampus, jadi nyari tempat menginap yang dekat2 saja, supaya lebih menghemat waktu dan akomodasi, saya jelaskan dengan bahasa indonesia khas logat saya. Akhirnya, saya berkenalan dengan sekelompok mahasiswa dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris 2017, mereka sedang berkumpul janjian ingin mengerjakan tugas kuliah. Saat itu saya berkenalan dan bertukaran nomor hape dengan mahasiswa yang namanya Dian dan Arwan. Mereka sangat baik sekali, luar biasa banget baiknya. Saya terharu. Padahal baru kenal. Kalo di Jawa, ada orang tiba2 dateng minta tolong ngaku2 dari luar pulau, biasanya udah dicurigain penipu, nih, haha. Tapi mereka baik banget, mereka berusaha nyarikan saya info kos2an, tempat menginap saya malam nanti dan besok. Tapi, karena info kos2an nya gak langsung dapet, saya disarankan beristirahat dulu di tempat Mas Najir, salah satu takmir masjid di deket kampus. Nanti jika sudah ketemu, saya akan dihubungi lewat WA. Duh, baik banget sumpah. Dek Dian dan Arwan, nanti saya bawakan oleh2 dari Jogja ya, makasih banget bantuannya kemarin, sampai jumpa lagi di Unsulbar.
Nah, cerita lagi nih, sesampainya di Masjid, saya ketemu mas Najir, ternyata dia ini mahasiswa Unsulbar jurusan Ilmu Politik semester 7. Setelah, saya mandi dan berganti pakaian, saya ngobrol2 lah dengan mas Najir. Dia juga super baik banget orangnya. Kita ngobrol2 politik kampus sampai politik nasional, yak dia keren banget kalo soal topik ini. Dan, ternyata, mas Najir menawarkan saya untuk menginap di tempat temannya saja, namanya mas Acul, karena mas Acul tinggal di kiosnya yang letaknya di pinggir jalan, deket kampus. Dia tinggal sendirian disana, dan bisa banget kalo mau ditumpangin. Waduh, alhamdulillah, mungkin ini kemudahan yang Alloh berikan kepada saya, duitnya mepet, ternyata ditawari untuk menginap di rumah warga. Yasudah, tanpa memikir dua kali, saya terima tawarannya (lha gimana lagi, saya mau nginep dimana, lagi, realistis aja, ya, kan, hehe). Oke, setelah istirahat siang dan sholat Ashar, saya langsung cuss ke kiosnya mas Acul. Mas Acul, menyambut saya juga dengan ramah sekali. Duh, saya salut ama orang Sulawesi Barat, mereka baik2 banget sama orang2 perantau. Mungkin ini harus ditiru, bagi orang Jawa. Kalo di Jawa, lebih ngeri soalnya, saya pernah ke Jakarta, ke suatu daerah yang belum saya ketahui, saya tanya orang malah disasarin, duh jan, Astagfirulloh. Tapi, beda sama mas Acul ini, dia baiikkkkkk bangeeettt. Dia bersedia saya tumpangi selama 3 hari sebelumnya saya jelaskan bahwa saya peserta CPNS di Unsulbar, dan dia berharap saya diterima di Unsulbar, sehingga saya bisa bersilaturahmi lagi dengan Majene. Mas Acul, ini ternyata lulusan Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan PGSD Penjas. Dia sekarang udah jadi guru di SD deket kiosnya. Semoga lancar nggih, mas, dan jadilah guru teladan bagi siswa-siswamu!
Yak, setelah saya makan malam dengan mas Acul, saya putuskan malam itu, saya gausah belajar. Saya kumpulkan energi saya untuk Tes Fisika besok pagi.
Tahap kesembilan, seleksi kompetensi bidang (SKB)!
SKB CPNS dosen Kemenristekdikti dilaksanakan di masing-masing unit kerja (universitas) yang pelamar pilih. Saya memperoleh jadwal SKB tanggal 13 dan 14 November 2017, bertempat di Gedung Tasha Centre, Universitas Sulawesi Barat. SKB disini menurut saya tes yang sebenar-benarnya. Kenapa? Karena bobot tes SKB adalah 60% untuk rekapitulasi nilai akhir kita dan SKD yang kita laksanakan kemarin itu hanya menyumbang 40% untuk nilai akhir kita. Jadi, meskipun kalian peringkat 1 pada saat SKD, janganlah berpuas diri dulu. Itu belum ada apa2nya. Saingan di bawah peringkat kalian ketika SKB, bisa saja menyusul nilai kalian lewat tahap SKB ini. Oleh karena itu, tetaplah bijak dalam melaksanakan tes ini dan persiapkanlah diri sebaik mungkin.SKB untuk jabatan Dosen Kemenristekdikti terdiri dari 3 jenis tes, antara lain tes potensi akademik, microteaching, dan wawancara. Untuk tes potensi akademik dilakukan pada hari pertama, 13 November 2017. Jangan kira, tes ini sama seperti TIU saat SKD, Bukan, salah besar jika kalian berpikiran seperti itu. Tes ini merupakan tes kemampuan bidang. Jika saya dosen fisika, maka saya kemarin dites soal Fisika. Mau tau soalnya berapa banyak? 100 soal yang harus dikerjakan dalam waktu 90 menit. Soal fisikanya tentang materi kuliah saat S1 (Sarjana), ya semacam soal SBMPTN atau GRE gitu, deh. Memahami soalnya aja mungkin, butuh 30 detik lebih. Saya jujur gak selesai, kok. Kayaknya emang bukan soal yang dibuat untuk dikerjakan semuanya. Cepet2an aja banyaknya soal yang bisa dikerjakan benar. Alhamdulillah, saya bisa ngerjakan sebanyak 85 soal kayaknya. Skor saya waktu tes ini adalah 78, berarti salah 7 ya. Yaaa, lumayan, lah, mungkin ada yang salah waktu ngitung-ngitungnya. Hehehe
Setelah selesai Tes Fisika, saya pulang ke penginapan saya, kios mas Acul, untuk beristirahat, dan malamnya saya mempersiapkan diri untuk tes esok hari yaitu wawancara dan microteaching. Untuk microteaching saya persiapkan PPT saja, dan untuk jaga-jaga, saya juga membuat rencana perkuliahan semester (RPS) dan rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP), meskipun akhirnya tidak diminta oleh penilai (dosen).
Jika ingin mendownload PPT yang saya gunakan ketika SKB klik link ini.
Jika ingin mendownload RPS yang saya buat ketika SKB klik link ini
Jika ingin mendownload RPP yang saya gunakan ketika SKB klik link ini
Oke, pada hari kedua, 14 November 2017, tes nya adalah wawancara dan microteaching, yang dilaksanakan secara terpisah. Tempatnya di gedung rektorat Unsulbar. Wawancara dilaksanakan terlebih dahulu sampai selesai, barulah dilaksanakan tes microteaching. Wawancara yang saya alami ceritanya begini. Saya diwawancarai oleh dua orang dosen, pejabat sepertinya, satu bapak dan satu ibu. Wawancara dilakukan terpisah ruang, jadi dalam satu ruang hanya ada satu pewawancara dan satu peserta, empat mata. Pertama, saya diwawancarai oleh bapak Abdy, dekan FMIPA. Nah, wawancaranya biasa sih, kayak wawancara kerja atau beasiswa gitu. Sebelumnya, saya persiapkan CV (gak disuruh sih, tapi saya inisiatif sendiri), untuk mempermudah bapaknya dalam mengenal diri saya. Bapaknya tinggal membaca CV saya, dan menanyakan pertanyaan2 kecil terkait biodata pribadi, pengalaman studi, penelitian, dan kerja.
Wawancara pertama pun selesai, dengan cukup singkat, sih, paling 15 menit juga gak nyampe. Dilanjut lagi, wawancara kedua, dengan Ibu Kartika, nah yang ini, dosen Prodi Pendidikan Fisika. Nah, wawancara dengan ibu Kartika ini, santai aja, kayak ngobrol dengan ibu sendiri. Di awal wawancara, beliau langsung bertanya, berapa IPK mu mas S1 dan S2? Alumni mana? Lulus berapa lama? Trus, apakah sudah pernah mengajar di universitas sebelumnya? Saya jawab belum, kan saya baru lulus Mei 2017, dan saya pernah mendaftar di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jogja, mereka menolak, saya, hiks. Yaudah, saya jelaskan kepada ibu Kartika, bahwa sampai sekarang saya masih menjadi guru honorer saja di SMK Negeri 1 Tempel, mengajar bimbel di Primagama, dan menjadi guru les privat siswa SMP dan SMA.
Yak, wawancara sama Ibu Kartika ini, cepet banget, gak sampai 10 menit, saya keluar, temen2 saya bingung, loh kok saya cepet banget. Entahlah, dalam hati saya, mungkin biar cepet, kasian peserta yang lain masih nunggu giliran wawancara wkwkwk. Karena sampai giliran saya waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WITA, padahal masih banyak temen2 yang belum wawancara, masih belum lagi setelah ini tes microteaching, yang jelas menguras banyak waktu. Ya, saya pikir begitu, kesuksesan wawancara bukan diukur cepat tidaknya lama wawancara. Wawancara cepet belum tentu memberi kesan baik untuk pewawancara, begitu juga wawancara yang lama. Yah, tes ini, kadang emang beruntung2an, sih.
Usai wawancara, kita diberikan makan siang dan dipersilakan untuk melakukan ibadah sholat dzuhur. Siang itu, saya bersama, mas Reza, dan mas Devan (mereka ini, dari Jawa juga, teman tes saya waktu SKB, ini, mereka lulusan UM jurusan Pendidikan Biologi), masih ingat sekali saat itu hujan rintik-rintik, saya mencari tempat sholat. Lho, masjid kampus belum ada, ko? Belum adaaa. Kita sholat di pom bensin dekat kampus. Alhamdulillah disyukuri, masih dekat dengan tempat ibadah, meskipun terbatas.
Suasana Squad Hitam Putih dalam Menunggu Giliran Seleksi Kompetensi Bidang |
Setelah wawancara, tes selanjutnya adalah microteaching. Pada tes ini, kita mengajar suatu materi kuliah sesuai dengan jurusan kita. Karena saya prodi Pendidikan Fisika, maka saya harus mengajar materi yang kira-kira ada dalam prodi Pendidikan Fisika. Boleh mengajar tentang keilmuan Fisika nya atau mau mengajar tentang keilmuan Pendidikannya, monggo dipilih aja. Dosen penguji gak akan tanya di luar topik yang lagi kita bahas, kok. Jadi, maksudnya, misal kita milih microteaching Fisika Dasar, dosen penguji gak bakal nanya2, tentang Fisika Zat Padat, kok, hehe. Jadi, makannya dalam microteaching ini, perdalam saja salah satu materi kuliah, dan kamu pahami sekali materi itu. Kemarin saya memilih materi Fisika dasar dengan topik Hukum Newton tentang Gerak. Kebetulan, materi Fisika yang paling saya sukai ya, pada materi ini. Jadi ketika kemarin juri, nanya2 tentang apa yang saya sampaikan, ya alhamdulillah saya bisa menjawabnya. Pada microteaching ini, selain diamati oleh kedua pewawancara saya tadi, juga ada mahasiswa-mahasiswa dan dosen-dosen senior. Ya, alhamdulillah tahap tes microteaching telah saya lewati. Sekarang saya tinggal berdoa kepada Alloh semoga diberikan hasil yang terbaik. Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WITA, saatnya saya pulang ke kios mas Acul, untuk istirahat, sholat Ashar, dan packing-packing untuk penerbangan besok pulang ke Jogja via Makassar.
Malam itu, saya langsung berpamitan dengan mas Acul, untuk kembali ke Jogja, karena besok Rabu, saya sudah harus terbang lagi ke Jogja lewat bandara Hasanuddin. Saya ucapkan terima kasih kepada Mas Acul karena telah bersedia menjadi saudara saya di Majene. Saya minta doa mas Acul agar saya diberikan hasil yang terbaik dan harapannya saya bisa bertemu lagi dengan Mas Acul besok, jika saya diterima CPNS nya. Aamiin, ucap dalam hati. Yak, untuk pergi dari Majene ke Makassar, saya naik Bus Malam, biayanya 130ribu. Saya berangkat dari Majene pukul 23.00 bersama teman2 saya dari Jawa (Mas Reza dan Mbak Intan) dan akhirnya saya sampai di bandara Sultan Hasanuddin pukul 05.00 WITA.
Kami sampai makassar terlalu pagi, penerbangan mas Reza dan mbak Intan pukul 11.00 WITA (ke Surabaya mereka) dan saya pukul 20.00 WITA (ke Jogja). Jangan diketawain, ya wkwk, kemarin asal booking soalnya, gak direncanain bakal berangkat dari Majene naik bis hari Selasa jam 23.00 soalnya. Rencana awalnya saya berangkat dari Majene hari Rabu jam 11.00 pakai mobil ke Makassar. Tetapi, karena nyari temen biar gak sendirian di Makassar, yaudah ngikut mereka deh, ke Makassarnya naik bis malem. Nah, karena kita datang terlalu pagi itu, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu di Makassar. Pagi-pagi, kami pengen sarapan dulu, deh, dari bandara kami pesan Go-Car dan tujuannya pasti kalian tahu, yak, Coto Makassar. Dengan mengumpet-umpet ke parkiran kami ketemu supir Go-Car nya. Sekitar 20 menitan lah dari bandara, akhirnya kami sampai di Warung Coto Nusantara. Untuk harganya kemarin disini, seinget saya satu porsi coto makassar, teh panas, dan kupat 3 biji (enak, ee, hehe) itu abis sekitar 35ribu. Bersaing lah ya, harganya. Tapi, untuk rasanya, saya akuin enak bangeeettt. Kuahnya sama potongan dagingnya, itu rasanya kayak coto banget. First time ini ke makassar, dan first time nyobain coto makassar, hehe. Oh, ya, saya belum ngenalin ke kalian mas Reza dan mbak Intan, ya? Kedua temen saya ini, kemarin bukan saingan saya waktu seleksi CPNS di Unsulbar hahaha. Soalnya, keduanya ini dari jurusan Pendidikan Biologi asalnya dari Universitas Negeri Malang (UM). Mereka seperjuangan dengan saya, dari Jawa yang mencoba peruntungan di Sulawesi. Mereka ini sangat baik sekalii, lahh, nemenin saya jalan-jalan di Makassar. Nemuin temen sejawa di tanah perantauan, itu sesuatu banget, ngobrol2 pake bahasa dan logat medhok khas orang Jawa, kuwi sing bikin ngangeni, lurr, hehehew. Meskipun kita bukan satu daerah, tapi kita berasa nyatu aja Jawa nya, mas Reza itu asli Probolinggo dan mbak Intan itu asli Banyuwangi, dan saya asli mana, ya, haha saya dari Purworejo.
Gerbang Kenikmatan Pagi bersama Coto Makassar |
Kecium gak baunya? Yang jelas, ini lezat, lhooo |
Setelah, perut terisi oleh coto Makassar, kami melanjutkan main-main yang deket sekitar situ saja. Kami mengunjungi benteng Fort Rotterdam dan Pantai Losari saja. Soalnya waktu kami terbatas, mas Reza dan mbak Intan jam 11.00 sudah take off, dan sesampainya di Fort Rotterdam, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WITA, karena itu kami bergegas. Masuk benteng Fort Rotterdam ini gratis kok, dan silakan foto-foto sepuasnya, disini. Kecuali, jika kamu mau masuk Musem La Galigo, bayar 5ribu kalo gak salah. Setelah dari museum La Galigo, kita cuss ke Pantai Losari. Jika dibandingkan dengan Pantai di Gunung Kidul, Jogja, jauhhh banget. Hahaha.
Selama proses penantian hasil akhir ini, status saya tidak jelas. Jika bertemu teman atau teman mengajar, "Bagaimana ko? hasilnya?" "Piye? Keterima tho?" "Kapan sidane mangkat Sulawesi?", yak bertubi-tubi pertanyaan muncul. Dan saya hanya bisa menjawab, "Belum pengumuman, nih, minta doanya saja, ya. Semoga beruntung hehehe". Saya pada saat2 ini, galau banget pokoknya, pengennya gak ketemu orang dulu aja, biar gak ditanya2in, gak jadi beban pikiran. Tapi mau gimana, lagi, kenyataan itu harus dihadapi. Namanya juga teman2 kan ingin hasil yang terbaik buat saya. Semoga pertanyaan2 ini menjadi doa buat saya, harapan saya dalam hati.
Jujur, ya, kalo boleh cerita, ini merupakan tes seleksi dosen pertama kali, yang saya alami, dan saya pertama kali juga mencoba seleksi CPNS. Sama2 gak ada pengalaman tentang seleksi dosen apalagi seleksi CPNS. Hemm. Yak, begitulah. Dulu setelah lulus S2, pernah mencoba2 mendaftar Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Dan apa hasilnya? Saya ditolak, gak lolos administrasi, udah gak boleh ikut tes wkwk. Memang saya yang salah sih kayaknya, sebenernya formasi yang dibuka, membutuhkan lulusan S3 Pendidikan Fisika, sedangkan saya masih S2, jelas ditolak yah, wong gak memenuhi syarat, hahaha. Tapi gimana kelanjutannya sih itu. Saya gak update, kayaknya gak ada yg ndaftar. Syaratnya masa' harus S3, hahaha.
Sambil menunggu kejelasan masa depan saya ini mau kemana. Saya melakukan planning-planning lainnya, yaitu mendaftar PTN yang membuka lowongan dosen Tetap Non PNS. Meskipun, sudah dilaksanakan seleksi CPNS Dosen, tidak berarti PTN sudah memiliki dosen yang cukup. Ada juga beberapa PTN yang masih kekurangan dosen. Kenapa? Karena formasi dosen CPNS itu terbatas. Misal PTN sedang membutuhkan 5 dosen prodi Pendidikan Fisika, PTN ini tidak bisa mengajukan kepada KemenpanRB untuk dibuatkan formasi dosen CPNS sebanyak 5 orang dosen secara langsung. Ternyata yang disetujui oleh Kemenpan-RB hanya 1 orang pada tiap prodi. Yah, berarti masih kurang 4 dong? Ya, begitulah. Kekurangan 4 dosen ini biasanya direkrut dengan sistem dosen Tetap Non PNS, yang digaji oleh kemampuan keuangan universitas. Tetapi statusnya adalah "Dosen Tetap", yang nantinya akan memiliki NIDN juga. Trus, nanti bisa diangkat menjadi CPNS secara otomatis, nggak? Ya, enggak, lah. Kalian harus ikut tes cpns seperti biasa, bersaing dengan freshgraduate yang masih pengangguran.
Yak, planning pertama buat cadangan, saya mendaftar Universitas Bengkulu, kebetulan ada formasi 1 orang dosen Pendidikan Fisika disana. Saya liat pun, Universitas ini, salah satu yang terbaik di Bengkulu. Oleh karena itu saya kirim berkasnya ke Bengkulu. Alhamdulillah, saya lolos administrasi pada seleksi dosen Tetap disana dan sudah diundang untuk tes disana. Tetapi, saya gak jadi berangkat huhu, karena setelah saya tanya Mama, saya gak diizinkan. Saya diminta Mama untuk menunggu pengumuman akhir CPNS saja, yang Sabarrrr. Mama merestui jika saya ingin mencari cadangan, carilah aja lowongan Dosen Tetap Non PNS yang dekat-dekat saja, ya intinya di Pulau Jawa, saja. Okey, mama, koko manut Mama aja.
Planning selanjutnya adalah kebetulan pada saat bersamaan, ada 3 PTN dibawah Kementerian Agama yang sedang membuka lowongan Dosen Tetap Non PNS. Ya, tanpa mempertimbangkan apa-apa, saya kirim aja lah berkasnya, hehe. Teman-teman sekelas saya sepertinya pada mendaftar ini juga, semoga beruntung ya kawan-kawan. Dan ternyata, saya pun gak jadi ikut seleksi dosen ini juga, hehew. Kenapa? Yak, baca cerita sesi selanjutnya.
Disusul kementerian lain yang sudah pengumuman yaitu Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, waduhhhh, padahal kedua kementerian ini, tahap SKB nya lebih lambat dari Kemristekdikti lhooo. Kok bisa, yaaa, ujar dalam hati. Dan, akhirnya, Kemenristekdikti masuk jajaran 6 besar dari 61 kementerian/lembaga yang belum merilis pengumuman akhir! Haduh. Termasuk lainnya diantaranya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pertahanan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kemenko Kemaritiman, dan Pemerintah Daerah Kalimantan Utara. Sedangkan dari keenam kementerian ini, Kemenristekdikti-lah yang memiliki formasi paling banyak. Haha. Waduh, kalo dipikir secara rasio, Panselnas pasti akan menyelesaikan pengumuman dari Kementerian yang paling sedikit dulu baru dilanjut yang lebih banyak. Yasudah lah, dalam hati sudah pasrah, jika Kemenristekdikti menjadi kementerian paling akhir mengumumkan hasil seleksi akhir CPNS. Sabarrrrrrrr.
Tapi pada hari itu, hari Senin, tanggal 11 Desember 2017, akhirnya Kemenristekdikti merilis pengumuman. Kira-kira pukul 5 sore WIB. Wahh, jantung langsung deg2an gak karuan pokoknya. Kebetulan saya waktu itu lagi di kontrakan dan teman saya, mas Dani, juga lagi di kontrakan. Dan dia pun ikut2an gugup, padahal saya yang mau liat pengumuman, hoho. Baik, dengan bergegas saya membuka website cpns.kemristekdikti.go.id. Dan yak, benar adanya sudah ada pengumuman, saya download lah itu. Eh tapiiiiii, sebelum saya selesai download, WA saya bunyi, kayaknya ada WA dari salah satu temen saya, namanya Nina Liliarti, ngirim gambar ke saya. Gambar apa nih. Yak, gambar ini!
Saya dinyatakan LULUS SELEKSI CPNS DOSEN KEMENRISTEKDIKTI 2017! Wow! Merinding saya, pengen nangis kecampur seneng, terharu deh. Dengan segera, aku menelpon Mama, dan mengabari bahwa anak satu2nya ini lolos CPNS. Duh, pengen nangis pas nelpon Mama. Salah satu cita2 Koko, tercapai. Tujuan koko cuma satu, mama, yaitu bisa melihat Mama bangga dengan prestasi pekerjaanku ini. Makasih, ya, ma, udah mendidik Koko, hingga bisa menjadi seperti ini.
Andai, Papa masih ada di dunia. Papa pasti akan senang mendengarkan kabar ini. Tapi, semoga Papa tenang disana, yah. Koko yakin Papa pasti kangen sama Koko, kan. Koko juga kangen banget sama Papa. Anakmu sudah jadi dosen, pa. Didikanmu berhasil insyaAlloh. Hehehe.
Satu per satu pun teman2 mengucapkan selamat kepada saya, yang entah dapat berita dari siapa. Tapi, Alhamdulillah teman-teman terima kasih atas dukunganmu selama ini. Teman saya di Sulawesi, mas Acul, mas Najir, Arwan, dan Dian tidak lupa saya kasih kabar bahwa saya akan pergi ke Majene lagi. Mereka sangat berjasa, dalam perjalanan saya sampai saya diterima menjadi CPNS Dosen ini.
Saya mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Alloh yang telah memperlancarkan jalan saya mewujudkan cita-cita saya menjadi dosen. Usaha yang dijalankan dengan tekad kuat dan disertai dengan kepasrahan mengarapkan ridho Alloh, pasti akan menunjukkan hasil yang membuat hati kita tenang. Alhamdulillah, ya Allah.
Yak, itulah cerita saya hingga saya bisa keterima seleksi CPNS Dosen Kemenristekdikti pada pengadaan CPNS Tahun 2017. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang juga sedang berjuang pada seleksi-seleksi selanjutnya. Sekarang, posisi saya masih proses pemberkasan dan penetapan NIP sampai akhir April 2018. Saya minta doanya ya, teman-teman, agar saya bisa lancar dalam proses ini, hingga saya resmi menjadi Dosen PNS. Hehe... Salam Sukses...
Wabilahi taufik wal hidayah. Wassalamu’alaykum warahmatullohi wabarokatuh.
Foto bersama mas Reza didepan Museum La Galigo |
Foto bersama Mbak Intan dan Mas Reza |
Tahap kesepuluh, gejolak hati menunggu pengumuman akhir.
Setelah SKB selesai, yang bisa saya lakukan sekarang adalah berdoa memohon kepada Alloh untuk diberikan hasil yang terbaik. Isu2 yang beredar bahwa pengumuman akhir CPNS Kemenristekdikti 2017 akan dirilis pada tanggal 20 November 2017 (sesuai dengan jadwal awal). Tapi, saya merasa dalam hati bahwa ini terlalu cepat, wong saya baru selesai tes aja tanggal 14 November 2017, kan, masa' cepet banget ya, hanya 6 hari kerja, sudah diolah. Membandingkan, formasi Kemenristekdikti yang lumayan banyak yaitu 1500, sepertinya sulit juga mengurus nilai 4500 peserta SKB, kan (ingat, yang dipanggil SKB 3 kali formasi). Bukannya meremehkan sebenarnya, sesuai pengalaman jadwal2 pengumuman sebelumnya kan molor tho, hehehe. Jadinya saya terbiasa memaklumi deh.Selama proses penantian hasil akhir ini, status saya tidak jelas. Jika bertemu teman atau teman mengajar, "Bagaimana ko? hasilnya?" "Piye? Keterima tho?" "Kapan sidane mangkat Sulawesi?", yak bertubi-tubi pertanyaan muncul. Dan saya hanya bisa menjawab, "Belum pengumuman, nih, minta doanya saja, ya. Semoga beruntung hehehe". Saya pada saat2 ini, galau banget pokoknya, pengennya gak ketemu orang dulu aja, biar gak ditanya2in, gak jadi beban pikiran. Tapi mau gimana, lagi, kenyataan itu harus dihadapi. Namanya juga teman2 kan ingin hasil yang terbaik buat saya. Semoga pertanyaan2 ini menjadi doa buat saya, harapan saya dalam hati.
Jujur, ya, kalo boleh cerita, ini merupakan tes seleksi dosen pertama kali, yang saya alami, dan saya pertama kali juga mencoba seleksi CPNS. Sama2 gak ada pengalaman tentang seleksi dosen apalagi seleksi CPNS. Hemm. Yak, begitulah. Dulu setelah lulus S2, pernah mencoba2 mendaftar Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Dan apa hasilnya? Saya ditolak, gak lolos administrasi, udah gak boleh ikut tes wkwk. Memang saya yang salah sih kayaknya, sebenernya formasi yang dibuka, membutuhkan lulusan S3 Pendidikan Fisika, sedangkan saya masih S2, jelas ditolak yah, wong gak memenuhi syarat, hahaha. Tapi gimana kelanjutannya sih itu. Saya gak update, kayaknya gak ada yg ndaftar. Syaratnya masa' harus S3, hahaha.
Sambil menunggu kejelasan masa depan saya ini mau kemana. Saya melakukan planning-planning lainnya, yaitu mendaftar PTN yang membuka lowongan dosen Tetap Non PNS. Meskipun, sudah dilaksanakan seleksi CPNS Dosen, tidak berarti PTN sudah memiliki dosen yang cukup. Ada juga beberapa PTN yang masih kekurangan dosen. Kenapa? Karena formasi dosen CPNS itu terbatas. Misal PTN sedang membutuhkan 5 dosen prodi Pendidikan Fisika, PTN ini tidak bisa mengajukan kepada KemenpanRB untuk dibuatkan formasi dosen CPNS sebanyak 5 orang dosen secara langsung. Ternyata yang disetujui oleh Kemenpan-RB hanya 1 orang pada tiap prodi. Yah, berarti masih kurang 4 dong? Ya, begitulah. Kekurangan 4 dosen ini biasanya direkrut dengan sistem dosen Tetap Non PNS, yang digaji oleh kemampuan keuangan universitas. Tetapi statusnya adalah "Dosen Tetap", yang nantinya akan memiliki NIDN juga. Trus, nanti bisa diangkat menjadi CPNS secara otomatis, nggak? Ya, enggak, lah. Kalian harus ikut tes cpns seperti biasa, bersaing dengan freshgraduate yang masih pengangguran.
Yak, planning pertama buat cadangan, saya mendaftar Universitas Bengkulu, kebetulan ada formasi 1 orang dosen Pendidikan Fisika disana. Saya liat pun, Universitas ini, salah satu yang terbaik di Bengkulu. Oleh karena itu saya kirim berkasnya ke Bengkulu. Alhamdulillah, saya lolos administrasi pada seleksi dosen Tetap disana dan sudah diundang untuk tes disana. Tetapi, saya gak jadi berangkat huhu, karena setelah saya tanya Mama, saya gak diizinkan. Saya diminta Mama untuk menunggu pengumuman akhir CPNS saja, yang Sabarrrr. Mama merestui jika saya ingin mencari cadangan, carilah aja lowongan Dosen Tetap Non PNS yang dekat-dekat saja, ya intinya di Pulau Jawa, saja. Okey, mama, koko manut Mama aja.
Planning selanjutnya adalah kebetulan pada saat bersamaan, ada 3 PTN dibawah Kementerian Agama yang sedang membuka lowongan Dosen Tetap Non PNS. Ya, tanpa mempertimbangkan apa-apa, saya kirim aja lah berkasnya, hehe. Teman-teman sekelas saya sepertinya pada mendaftar ini juga, semoga beruntung ya kawan-kawan. Dan ternyata, saya pun gak jadi ikut seleksi dosen ini juga, hehew. Kenapa? Yak, baca cerita sesi selanjutnya.
Tahap kesebelas, sebuah hasil yang berbanding lurus dengan jerih payah.
Menanti dan menanti lah intinya. Kapan mau diumumkan aja belum tau. Molor sampai kapan pun apalagi, hehehe. Tapi sekitar awal desember, satu per satu kementerian merilis pengumuman akhirnya. Dan sampai minggu kedua desember, Kemenristekdikti pun belum menunjukkan hasil pengumuman. Setiap kali cek Grup WA CPNS Kemenristekdikti 2017 dan ada notifikasi, berharap isinya adalah pengumuman. Tapi hasilnya? Belum. Setiap hari menanti sebuah pengumuman yang menggemparkan hati setiap peserta CPNS. Ada kebiasaan lucu di grup WA CPNS Kemenristekdikti, setiap hari ada saja orang termasuk saya, menyebarkan berita harapan palsu dengan kata2 seperti ini, "Tunggu aja, nanti pengumuman pukul 20.00" Hahaha. Ada macem2 tanggapannya, ada yang kesel, ada yang cuek, ada yang biasa aja, dikerjain gini. Setiap hari, bercanda kita kayak gitu, dan menunggu setiap malam pukul 20.00 dan pengumuman akhirpun gak muncul-muncul. Ya Tuhannn.Disusul kementerian lain yang sudah pengumuman yaitu Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, waduhhhh, padahal kedua kementerian ini, tahap SKB nya lebih lambat dari Kemristekdikti lhooo. Kok bisa, yaaa, ujar dalam hati. Dan, akhirnya, Kemenristekdikti masuk jajaran 6 besar dari 61 kementerian/lembaga yang belum merilis pengumuman akhir! Haduh. Termasuk lainnya diantaranya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pertahanan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kemenko Kemaritiman, dan Pemerintah Daerah Kalimantan Utara. Sedangkan dari keenam kementerian ini, Kemenristekdikti-lah yang memiliki formasi paling banyak. Haha. Waduh, kalo dipikir secara rasio, Panselnas pasti akan menyelesaikan pengumuman dari Kementerian yang paling sedikit dulu baru dilanjut yang lebih banyak. Yasudah lah, dalam hati sudah pasrah, jika Kemenristekdikti menjadi kementerian paling akhir mengumumkan hasil seleksi akhir CPNS. Sabarrrrrrrr.
Tapi pada hari itu, hari Senin, tanggal 11 Desember 2017, akhirnya Kemenristekdikti merilis pengumuman. Kira-kira pukul 5 sore WIB. Wahh, jantung langsung deg2an gak karuan pokoknya. Kebetulan saya waktu itu lagi di kontrakan dan teman saya, mas Dani, juga lagi di kontrakan. Dan dia pun ikut2an gugup, padahal saya yang mau liat pengumuman, hoho. Baik, dengan bergegas saya membuka website cpns.kemristekdikti.go.id. Dan yak, benar adanya sudah ada pengumuman, saya download lah itu. Eh tapiiiiii, sebelum saya selesai download, WA saya bunyi, kayaknya ada WA dari salah satu temen saya, namanya Nina Liliarti, ngirim gambar ke saya. Gambar apa nih. Yak, gambar ini!
Andai, Papa masih ada di dunia. Papa pasti akan senang mendengarkan kabar ini. Tapi, semoga Papa tenang disana, yah. Koko yakin Papa pasti kangen sama Koko, kan. Koko juga kangen banget sama Papa. Anakmu sudah jadi dosen, pa. Didikanmu berhasil insyaAlloh. Hehehe.
Satu per satu pun teman2 mengucapkan selamat kepada saya, yang entah dapat berita dari siapa. Tapi, Alhamdulillah teman-teman terima kasih atas dukunganmu selama ini. Teman saya di Sulawesi, mas Acul, mas Najir, Arwan, dan Dian tidak lupa saya kasih kabar bahwa saya akan pergi ke Majene lagi. Mereka sangat berjasa, dalam perjalanan saya sampai saya diterima menjadi CPNS Dosen ini.
Saya mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Alloh yang telah memperlancarkan jalan saya mewujudkan cita-cita saya menjadi dosen. Usaha yang dijalankan dengan tekad kuat dan disertai dengan kepasrahan mengarapkan ridho Alloh, pasti akan menunjukkan hasil yang membuat hati kita tenang. Alhamdulillah, ya Allah.
Sebuah kegagalan yang digantikan sebuah keberhasilan oleh Tuhan
Saya mau cerita, pada bagian sebelumnya saya pernah jelaskan bahwa ini adalah tes seleksi dosen pertama kali yang saya lakukan. Seriusan? Iya! Sebelumnya, setelah wisuda S2 Mei 2017, saya niatnya gak pengen kerja dulu, tapi nikah dulu, eh, bukan, maksudnya mau lanjut S3 dulu. Ya, itu planning awal saya. Dan saya tadinya sudah diterima dalam Program Doktor Ilmu Pendidikan konsentrasi Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta, saya sudah daftar ulang, dan dapat NIM, udah kuliah juga, udah jadi maba lagi (tapi S3). Saya mengikuti kuliah S3 ini, dengan program Beasiswa Unggulan Kemendikbud. Yang syaratnya agak berbeda dari LPDP. Jadi kita harus sudah diterima di Universitas, dan sudah resmi menjadi mahasiswa, lah, gitu. Lho, berarti harus bayar daftar ulang, dong biar bisa registrasi ulang? Jawabannya adalah Iya! Kalo S3 berapa? Di UNY, S3 bayar di awal itu 11 juta. Lumayan, kan? Kalo gak keterima beasiswa gimana ko? (dalam hati) Ya, saya gak bakal bisa bayar SPP semester 2 dan selanjutnya. Ya, memang saya bukan orang yang mampu untuk membiayai sendiri kuliah S3, ini, makannya harus pake beasiswa, ngandalkan beasiswa Unggulan ini. Kenapa, milih beasiswa ini, ko? Ya, soalnya setelah saya wisuda, beasiswa yang lagi buka ya Beasiswa Unggulan ini doang. Trus, kamu bayar full 11 juta ko, buat daftar ulang? Enggak, lah, gambling banget kalo saya kayak gitu, hidup harus punya strategi dong, haha. Akhirnya, saya mengajukan permohonan kepada Asisten Direktur 2 Pascasarjana UNY, dan saya jelaskan bahwa saya S3 dengan beasiswa BU, yang sampai saat itu posisi saya masih dalam proses seleksi yang menerima beasiswa. Saya belum dapat memastikan apakah saya bisa membayar SPP semester 2 atau tidak. Oleh karena itu, saya mengajukan permohonan untuk mengurangi biaya daftar ulang menjadi 1juta saja, supaya saya bisa mendapatkan NIM dan istilahnya memesan tempat duduk dalam program Doktor di UNY, supaya saya bisa melanjutkan mendaftar BU. Dan alhamdulillah, dikabulkan, saya diminta membuat surat yang ditandatangani Asisten Direktur 2 untuk diajukan kepada Wakil Rektor 2. Jadi, saya cuma cukup bayar 1 juta saja, dan saya sudah resmi terdaftar jadi mahasiswa S3 di UNY. Jika keterima beasiswanya, sisanya akan dibayarkan setelah beasiswa cair. Tapi, ternyata di awal perkuliahan, Anda tau? Sekitar minggu kedua September 2017, saya membaca pengumuman kelulusan saya dalam seleksi Beasiswa Unggulan ini, dan saya dinyatakan TIDAK LOLOS. Jederrr, horotoyoh, kooo, meh ngopo kowee, hahaha. Yah, sudah, saya tidak berprasangka buruk terhadap hasil pengumuman ini. Mungkin ini merupakan hasil yang terbaik menurut Alloh. Saya percaya bahwa ini belum rezeki saya, Alloh pengen rezeki saya langsung jadi Dosen PNS di Kemenristekdikti saja, Alhamdulillahhhh wa syukurilahhh. Semoga dalam 3-5 tahun mengabdi menjadi Dosen, saya bisa melanjutkan studi saya dalam program Doktor yang sempat tertunda, ya, teman-teman. Aamiinnnn...Yak, itulah cerita saya hingga saya bisa keterima seleksi CPNS Dosen Kemenristekdikti pada pengadaan CPNS Tahun 2017. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang juga sedang berjuang pada seleksi-seleksi selanjutnya. Sekarang, posisi saya masih proses pemberkasan dan penetapan NIP sampai akhir April 2018. Saya minta doanya ya, teman-teman, agar saya bisa lancar dalam proses ini, hingga saya resmi menjadi Dosen PNS. Hehe... Salam Sukses...
Wabilahi taufik wal hidayah. Wassalamu’alaykum warahmatullohi wabarokatuh.
Mas Koko, Barakallah...
BalasHapuskeren banget!!!!
Terimakasih sudah berbagi pengalamannya. Inspiratif sekali.
Doakan saya mas.... hehee
Selamat berjuang, Iva. Mas yakin kamu pasti bisa juga, kok. Selesaikan dulu studi S2 mu, dengan baik dan maksimal. Semoga ke depan ada formasi CPNS lagi ya. Semoga sukses!
HapusSelamat, sukses, dan berkah mas Purwoko buat kedepannya. Terimakasih banyak buat share pengalamannya disini, sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusTerima kasih dek
HapusSelamat mas koko.. Terharu bgt baca tulisan ini. Barakalloh.. Baek2 di sulawesi yaaa heheh
BalasHapusSiap mbak kandi. Apa kabar nih kamu, lama gak ketemu aku :D
Hapusmantep kok, kemaren saya gak sempet merasakannya, berkas gak lolos T_T
BalasHapusTetap semangat mas Roby. Dicoba lagi 2018, denger2 pend.fisika unsulbar buka formasi lagi tahun 2018 :D
HapusKerennn senior
BalasHapusKerennn senior
BalasHapusDan akhirnya setelah menunggu dari desember.. mei ini sk keluar juga. .haha
BalasHapusYang di pake ijazah s2 aja, atau s1 juga dari awal sampai akhir?
BalasHapusS2 saja mas
HapusUntuk pemberkasan akhir, apa harus ijazah sd-pendidikan terakhir mas koko
HapusIya harus, kemarin untuk pemberkasan NIP, saya submit ijazah SD sampai S2
Hapusalhamdulillah, saya sangat terharu membaca artikel mas koko ini. doakan saya mas, semoga saya bisa lulus pns tahun ini. artikel ini sangat memotivasi saya. amazing mas, godd luck mas koko
BalasHapusAamiin, semangat :)
HapusInspiratif... semoga saya bisa kek mas koko...mau lulus dan bahagiakan mama...
BalasHapusSemangat mbak :)
Hapuspenuh perjuangan mas koko,.
BalasHapusbtw pas interview dan micro teaching pake Bahasa inggris ga mas?
Ini tergantung instansinya, temen saya di fakultas lain ada juga yg pakai bahasa inggris mbak.
HapusSelamat pagi mas purwoko, saya jadi ingin bertanya tentang linearitas. Saya berniat ikut cpns ristekdikti dan ingin mendaftar formasi dosen Antropologi. Saya S1 Antropologi, sedangkan S2 saya tempuh di luar negeri jurusan Global Studies dengan gelar Master of Arts. Setelah penyetaraan di DIKTI, SK jurusan saya adalah International Studies. Saya masih bingung apakah saya masih bisa masuk dalam kualifikasi untuk formasi dosen antropologi? Saya agak ragu karena saya dengar seleksi administrasi adalah sesuai dengan nama jurusan yang tertera pada formasi. Padahal jurusan S2 saya jelas tidak mungkin ada dalam formasi cpns. Mohon sarannya ya Mas Purwoko. Terimakasih
BalasHapusKalau diminta di formasi disebutkan S2 Antropologi, berarti nomenklatur di ijazah juga harus S2 Antropologi mas. Terima kasih.
HapusMaaf saya mau menanyakan. Kalau saya mau mendaftar di formasi S2 pendidikan olahraga, sementara diijazah saya jurusan ilmu keolahragaan konsentrasi pendidikan olahraga apakah bisa?
BalasHapusAtau tidak sesui, terima kasih..
Tidak bisa. Ijazah dan formasi harus sama persis nomenklatur nya.
HapusSelamat sore mas purwoko, saya ingin bertanya. Apakah tidak masalah jika dosen tetap yayasan (dosen swasta ber-NIDN) mendaftar CPNS? Ada tmn saya yang ingin mendaftar tetapi khawatir apakah nnt jk lolos CPNS dapat dgn mudah melakukan perpindahan homebase. Mohon jawabannya. Terima kasih
BalasHapusBisa. Sebagian besar temen saya yg lolos juga begini. Dia dosen PTS tetapi lolos CPNS. NIDN tetap nomornya. Mengenai pemindahan homebase, bisa diurus, akan tetapi masa pengurusannya agak lebih lama daripada pengajuan NIDN baru. Trims.
HapusKalo dari pengalaman yang ada, kira-kira berapa lama proses perpindahan homebase seperti itu?
BalasHapusSama2 urus pertengahan Mei 2018. Saya urus NIDN dia urus pindah homebase. Bulan Juni saya sudah berNIDN, teman saya yang pindah homebase. Sampai sekarang, pun, belum diACC sama pusat, mbak. Memang agak lama katanya kalo pindah homebase.
HapusMas terima kasih atas pengalamannya. Apakah untuk TPA Fisikanya, fisika dasar atau fisika lanjut? Tksh
BalasHapusFisika selama S1 ...
HapusPilihan ganda apa essay mas?
HapusMas koko sy kira keyakinannya kristen.soalnya pas mas koko lulus skd...mas bilang puji tuhan.setelah baca lagi smpe kebawah mas muslim. Solat dzuhur heheeee.. Btw selamat ya bs mnjdi pns.. Hasil tidak akan menghianati usaha. Doakan sy ya tahun ini berjuang juga...
BalasHapusBarakallah koko, semoga Allah selalu melindungimu dan memberimu bahagia disana. Salam sukses . Terima kasih telah menginspirasi dan memotivasi lewat tulisanmu ini. Semoga saya juga bisa seperti mu menjadi dosen pns . Aamiin . 🙏🙂
BalasHapusAlhamdulliah
BalasHapusMas tes kesehatannya apa saja ya? Di pengumuman 2018 ada tes kesehatan bobot 15%
BalasHapusHai Mas Koko! Terima kasih sudah sharing pengalamannya.. benar-benar menginspirasi. Doain tahun ini bisa ngikutin jejak mas koko lolos CPNS hehe aamiin
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb. Terimakasih Mas Koko buat sharing pengalamannya. Boleh nanya mas? Wktu thn lalu apa gak ada tes kesehatannyanya mas? Saya niat ikut cpns kemenristekdikti thn ini mas hehe
BalasHapusWaalaykumsalam. Tahun lalu SKB nya gak ada Tes Kesehatan. Seperti yg sudah saya ceritakan di atas hehehe ...
Hapussalam semangat Mas Koko...
BalasHapusWah semoga kita bisa lancar dan lolos seperti Mas Koko.. Aaamiin
Terima kasih postingannya. Sangat menginspirasi. Insya Allah tahun ini saya akan mengikuti seleksi CPNS. Semoga lulus berkas & bisa lulus jadi PNS.
BalasHapusluar biasa kok.... selamat ya... semoga saya bisa menusul jadi pns seperti koko. btw ko mau nnaya donk, untuk SKB itu hanya microteching sama wawancara saja ya dl waktu koko. kalau tes Potensi akademik sesuai dengan kualifikisasi pendidikan sudah ada nggka dl. soalnya yg 2018 saya lihat ada 4 point yang di tes untuk SKB: praktek mengajar, wawancara, TPA sesuai kualifikasi pendidikan dan tes kesehatan. mohon penjelasannya ya koko. terimakasih banyak
BalasHapusTPA dulu ada. Dulu saya Tes Soal Fisika S1 100 soal, dalam waktu, 90 menit.
Hapuswaw makasih kak sangat bermanfaat sekali, sya mau tanya kak contoh soal SKB nya yg seperti apa ya ? karena selama kuliah S1 kan banyak sekali yg dipelajari, apakah soal-soal dasar atau soal yg lebih dalam lagi kak ?
BalasHapusSoal2 tentang semua materi S1. Kira2 seperti soal UAS atau UTS ketika kuliah, gitu, deh. Jadi, selamat belajar lagi ya ...
HapusMenginspirasi. .
BalasHapusSemoga ilmunya bermanfaat dan barakallah. .
Mantap...
BalasHapusMas koko boleh nanya,sy jurusan s2 pendidikan ipa konsentrasi fisika, baru lulus thn ini. Jadi gak ada pengalaman sama sekali di TKB dosen.. Kemarin baru ikut skd dan insyallah lanjut ke TKB,, apakh TKBnya pake cat juga? Terus apakah nnti tkb nya soal fisika atau soal ipa, karena sy ngambilnya dosen ipa pgsd.
Tolong di bls mas koko, moga jadi amal ibadah buat mas koko..😊
Soal SKB nya disesuaikan dengan Formasi nya. Jika Formasinya IPA PGSD, kira2 mata kuliah di Prodi Itu yang akan diujiankan
Hapusterimakasih tulisannya mas...
BalasHapusSubhanallah.. Terimakasih mas koko blog nya,bagus banget inspiratif, salam kenal saya yanolanda dari bengkulu yg ikut berjuang di cpns ristekdikti di universitas bengkulu. Mau tanya mas koko microteachingnya menggunakan bahasa infonesia atau bahasa inggris ya mas koko? mohon dijawab ya mas koko.. Terimakasih
BalasHapusSaya pakai bahasa Indonesia aja, mbak. Tapi, harus siap2 yah, kalau pengujinya minta dalam bahasa Inggris, hehehe
HapusMasya Allah, inspiratif banget
BalasHapusmau tanya koko, soal TPA nya kan mirip soal UTS dan UAS, apa kebanyakan soal essay atau multiple choice yah? mohon dijawab yah
Tes saya kemarin adalah 100 soal Pilihan Ganda, mbak :)
Hapushallo mas Purwoko..
BalasHapusterima kasih atas sharingnya..
sangat² membantu & memberikan informasi baru..
boleh minta kontaknya mas??
Bisa via email
HapusAssalamu'alaikum, Mas Koko..
BalasHapusSemoga selalu dalam keadaan prima..
Saya tahun ini ikut daftar CPNS Kemenristek Dosen Fisika unit kerja UHO.
Sekarang sudah masuk tahap 7 seperti yg Mas Koko alami..
Saya mau tanya" tentang persiapan SKB, waktu TPA kemarin sistemnya computer atau paper based? Kalau boleh saya minta kontaknya Mas Koko untuk sharingnya..
Mkasih sebelumnya..
Semangat selalu dalam pengabdian, Mas Koko..
Paper based, mas, kalau Dikti :)
HapusBisa hubungi email saya dulu, nanti saya kasih nomor WA via email, karena kalau saya kasih disini, takut disalahgunakan.
purwokoharyadisantoso@unsulbar.ac.id
Mas, tes kemampuan bidang utk dosen apa semuanya ttg materi pas kita s1 dulu? Bukan ttg JFT.a?
BalasHapusMakasih sebelumnya mas
Iya, silakan dipelajari lagi, materi ketika kuliah S1 nya yah :)
HapusKereen mas Koko. Mudahan saya bisa seperti mas Koko juga ya, Insya Allah saya akan mengikuti TKB yang belum tahu tanggal persisnya. Masih menunggu. Mudahan lulus. aamiin.
BalasHapusAamiin, mbak. Sukses yah :)
HapusThat was an amazing story, keinginan buat banggain ibuk jadi makin meningkat abis baca blog mas koko. Saya msh nunggu pengumuman hasil skd. Semoga keinginan banggain ibuk tahun ini bisa terwujud. Aamiin
BalasHapusSemangat mbak Tiara :)
HapusMas koko. Makasih infonya semoga cepat jadi guru besar dan saya semoga bisa menyusulnya. Aamiin
BalasHapusAamiin. Sukses untuk kita semua.
HapusSilabusnya dpt dr mana mas?
BalasHapusModifikasi dari Universitas lain
HapusWah selamat ya
BalasHapusMantap mas koko. Cerita pengalamannya sgt menginspirasi. Oo iya mas koko ini kawannya mas alpin kan ?
BalasHapusYups, dia orang Jambi, kan, kok kenal? :D
Hapusselamat mas, semoga jadi motivasi juga buat saya, terimakasih banyak atas inspirasi story dan bahannya.... saya ijin download...
BalasHapusSelamat ya mas, mas berarti kalo mikroteaching kita boleh memaparkan ttg keilmuan pendidikannya kan? Tidak harus ilmu bidangnya. Terimakasih
BalasHapusBoleh, silahkan. Jika merasa menguasai pada mata kuliah itu.
HapusAssalamu'alaikum mas Purwoko..wah ingin sekali sebenarnya bertanya banyak hal... Kira2 waktu SKB apakah semua soal fisika bukan UUD guru dosen dll??? Boleh kah saya bertanya banyak hal wa 081224060709 masih banyak bgt yg pengen saya tanyakan terimakasih
BalasHapusTerima kasih sharing nya mas koko.. saya ingin banyak sharing via email ya mas. Terima kasih sebelumnya
BalasHapusMaaf mau tanya, apakah pada saat pemberkasan ada tes kesehatan atau tes MCU? Terima kasih.
BalasHapusIya nanti dilengkapi lagi surat sehat jasmani dan rohaninya
HapusTerima kasih sudah berbagi pengalaman tentang CPNS Dosen. Alhamdulillah saya lulus tes SKD di USN Kolaka Insya Allah lanjut lagi ke tahap SKB. Doakan yah Mas mudah-mudahan bisa mengikuti jejak Mas. Aamiin 🙏😇
BalasHapusMas kan informasinya pendidikan ipa, tapi yg boleh daftar itu ada pend.fisika ilmu kimia ma pend.ipa. kemudian yg saya tanya kan mas tes bidangnya itu ipa atau fisika kimia ya
BalasHapusKemudian mikro teachingnya berapa ya waktunya apakah 1 materi penuh? Terimakasih
Maksudnya formasinya mas
HapusMaksudnya formasinya mas
HapusTes SKB adalah disesuaikan dengan formasi yang didaftar. Jika Anda mendaftar formasi Pend.IPA, maka tes SKB nya adalah yang berkaitan dengan Pend.IPA.
HapusMas mau tanya..waktu pemberkasan
BalasHapusKTP kita domisi di semarang dan kita ikut tes di makassar apakah waktu pemberkasan harus ada perubahan domisi( di KTP (ikut alamat/domisili daerah universitas tsb) dan u persyaratan skck, surat jas dan rohani di bisa dibuat di daearah sesuai KTP atau di daerah universitas yg kita tuju. Mksh
Pemberkasan tidak perlu ubah domisili. Saya sampai sekarang masih KTP Jawa Tengah, kok, hehehe
HapusMksh infox
HapusMas, maaf mau tanya. Saya kan saat ini bekerja di salah satu perusahaan swasfa. Kalau sudah tau kita lulus dan sudah urus pemberkasan. Kira2 saya langsung urus surat resign atau nunggu pengumuman hasil pemberkasan..?? Karena saya harus one month notice. Terima kasih.
BalasHapusTunggu SK nya kalau sudah jadi saja. Pengalaman tahun lalu, SK jadi 5 bulan setelah pemberkasan. Jadi dikira2 aja.
HapusMas, mau tanya. Kalau sudah diminta bekerja 2 minggu setelah pemberkasan itu gimana ya mas sebaiknya? Soalnya rumahnya jauh dari tempat diterima cpns nya mas. 😢😢
HapusAlhamdulillah Mas Koko. Seneng saya baca uraianmu. Waktu saya ngisi seminar di UNM Makassar ketemu dengan pasangan suami isteri dosen pendidikan fisika tempat mas koko. Kapan nikah dan sekolah kagi?
BalasHapusMas mau nanya setelah pemberkasan selesai apakah langsung kerja atau bagaimana mas apa nunggu ajaran baru..
BalasHapusmaaf mas, apa boleh minta emailnya? ada yang perlu saya tanyakan
BalasHapusMau tanya ni mas. Mengenai seluk beluk cpns dosen dikti. Tp mungkin via email boleh. Saya keterima dan sudah pemberkasan juga di Univ Trunojoyo madura. Mengenai tahap prajabatannya
BalasHapusAssalamualaikum Mas Koko,
BalasHapusSukses slalu yh😀
Saya maw tanya..
Setelah Pemberkasan Langsung masuK mengajar di Kelas
atau
Menunggu NIP/SK nya dlu baru ngajar mhasiswa .?
dua kata : kamu keren
BalasHapusAssalamualaikum mas Koko. Salam kenal. Baca ceritanya serasa lagi nyeritain diri sendiri gimana perjuangan belajar dan menunggu tanpa kepastian kkkk. Disinilah kesabaran kita diuji. Tapi memang hasil tidak akan menghianati proses dan perjuangan. Saya juga Alhamdulillah lolos CPNS Kemristekdikti 2018.masih harus bersabar lagi menunggu SK. Semoga prosesnya dilancarkan dan dipercepat oleh Allah.. Aamiin.
BalasHapusSukses selalu mas koko.
Luar biasa, saya suka semangatnya. Hanya orang yang penuh dengan semangatlah yang dapat menjalani ini dan memetik hasil
BalasHapusTerharu sampe nangis bacanya😣butuh beberapa hari untuk menyelesaikan bacaannya😁
BalasHapusOhya, saya Adrian Mas Koko yang tempo hari minta kontak WAnya Mas Koko mau tanya" info terkait persiapan SKB kemarin..
BalasHapusALHAMDULILLAH saya lolos di Formasi Fisika FMIPA UHO Tahun 2018 kemarin..
Saya sampe lupa untuk ngucapin MATUR SUWUN NGGIH, MAS KOKO..
Karena berkat pertolongan_Nya dan juga tips-tips dari Mas Koko, akhirnya bisa juga ngikuti jejak Mas Koko..
Semoga bisa bersua dan bersinergi dengan Mas Koko untuk kemajuan Fisika khususnya di Bagian Timur indonesia..
Titip Salam buat, Kak Musdar, Nursakina dan Nurlina di Fisika..
waaaa
BalasHapusMasyaAllah.. mohon doanya Mas Koko. Saya pengen sekali jadi dosen pendidikan biologi, sepupuanlah yaa sama prodi Mas Koko.. saya masih kuliah S2 semester 1, tapi saya ingin mempersiapkannya sedari sekarang karena memang tidak mudah dan banyak saingan. Semoga Allah memudahkan jalan saya dan memgizinkan saya meraih cita cita saya.. amiin
BalasHapuspengalaman yang ruar biasaaa...terima kasih udah share pengalamannya mas koko.sehat dan sukses selalu
BalasHapusmas koko masih nulis kah semoga aku nanti bisa nulis kayak gini pengalaman menjadi ASN aamiin
BalasHapusmasih aktif blog nya, mas. aamiin, good luck, mas
Hapus