Perjuangan Menembus Pendidikan Fisika UNY
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarakatuh
Wabilahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaykum warahmatullohi wabarokatuh.
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarakatuh
Dua Minggu
“Alhamdulillah, aku lulus! Yeee...!”, mungkin ini contoh ungkapan perasaan para siswa/i seluruh Indonesia yang menerima kabar kelulusan mereka pada tanggal 16 Mei 2011 silam. Setelah menunggu kira-kira sebulan, akhirnya mereka menerima suatu berita yang bisa menggembirakan atau bahkan bisa menyedihkan. Begitu juga dengan sekolahku SMA Negeri 3 Purworejo. Setelah Ibu Kepala Sekolah mengumumkan bahwa sekolahku lulus 100 persen para siswa/i SMA Negeri 3 Purworejo langsung berteriak,”Yeee...!!”. Perasan senang tercampur terharu ada di benak para siswa/i seluruh Indonesia. Dan tanpa disangka-sangka aku mendapat nilai sempurna pada salah satu mata pelajaran yang diujikan di dalam UN yaitu Fisika. Selain itu, aku juga menjadi siswa dengan jumlah nilai UN tertinggi di sekolahku sendiri. Berita ini padahal tak kuharapkan sebelumnya. Aku yakin ini semua merupakan hasil kerja kerasku sebelum menpersiapkan Ujian Nasional. Setelah mendengar berita ini, jujur saja, aku hampir meneteskan air mata. Tapi, air mata itu kutahan dengan senyumanku.
Namun, perjuanganku belum usai sampai disini. Malahan, menurutku perjuangan utamaku yang harus aku lakukan adalah bisa lulus di Perguruan Tinggi favorit dan tentunya di program studi yang unggul juga. Awalnya aku sudah ikut SNMPTN jalur undangan. Alasanku mengikuti jalur ini, karena apabila dilihat dari nilai-nilai kognitif raportku aku layak untuk diterima lewat jalur ini. Lewat jalur SNMPTN undangan aku memilih dua universitas yaitu UGM dan UNS. Di UGM aku memilih prodi Teknik Elektro, Teknik Sipil, dan Teknologi Pangan. Selain itu di UNS aku juga memilih tiga program studi yaitu Teknik Sipil, Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Matematika. Setelah mendaftar, aku pun tak sabar untuk melihat hasil pemyeleksian jalur SNMPTN ini. Menurut jadwal, hasil SNMPTN undangan akan diumumkan pada tanggal 18 Mei 2011. Namun pada tanggal 17 Mei 2011 pukul 19.00 WIB pengumumannya sudah bisa dilihat secara online di seluruh Indonesia. Aku pun segera bergegas untuk melihat hasil SNMPTN ini. Setelah shalat Isya dan berdoa kepada Allah SWT, aku pun langsung mengakses web “undangan.snmptn.ac.id” melalui ponsel yang terbilang jelek menurutku. Dengan penuh ketegangan, aku mengetikkan nomor pendaftaran dan tanggal lahirku. Dan kebetulan mamaku tercinta juga sempat menemaniku. Dengan penuh hati-hati aku meng-klik link cek hasil pada web tersebut. Aku sangat berharap banget kalau tulisan pada web tersebut adalah “Selamat!”. Namun apa yang terjadi? Tulisan itu bukan “Selamat!” melainkan “Maaf Anda belum berhasil dalam SNMPTN Jalur Undangan 2011”. Aku pun terdiam dan menatap mamaku dengan pandangan kosong. Aku merasa seperti anak yang sangat tidak berguna apa-apa bagi orang tua. Aku terpuruk dan putus asa. Bahkan, aku sempat suudzon terhadap sistem penyeleksian SNMPTN jalur undangan ini. Menurutku, SNMPTN jalur undangan ini tidak fair (adil). Jujur saja, aku adalah juara 1 paralel di SMA-ku mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 berturut-turut. “Masa’ gini nilai nya kok gak ketrima?”, pikirku. Temanku di SMA lain yang bahkan lebih pintar dariku juga senasib tidak diterima undangan. Tapi apalah arti sebuah suudzon? -.-“. Namun orang tua, guru, sahabat, dan teman menyarankan ku untuk ikut SNMPTN ujian tulis. Namun, awalnya aku sangat tidak berminat mengikuti ujian tulis ini karena aku sama sekali belum mempersiapkan apa-apa yang harus dipelajari dalam menghadapi soal-soal SNMPTN itu. Tapi, karena itu merupakan saran dari orang-orang yang kusayang, saran itupun aku laksanakan.
Aku pernah mendengar kalau konon katanya soal-soal SNMPTN itu tingkat kesulitannya sangat tinggi. Bahkan materi yang diujikan tidak diajarkan dalam kurikulum sekolah, “Wow...”, kagetku dalam hati. Namun, ini bukan merupakan hambatan bagiku untuk bisa lolos SNMPTN 2011, melainkan ini merupakan tantangan bagiku untuk memotivasi diri agar lebih giat lagi dan kerja keras dalam mempersiapkan perjuangan menembus SNMPTN 2011 ini. Persiapanku menjelang SNMPTN terbilang singkat yaitu hanya dua minggu. Namun, waktu itu harus bisa aku manfaatkan semaksimal mungkin untuk memahami dan menaklukan soal-soal SNMPTN yang katanya susah begete dengan cara simpel dan cerdas. Setelah persiapan sudah, maka hal yang terpenting lainnya adalah mendaftar. Akupun langsung membeli pin pada salah satu bank swasta di Indonesia. Setelah itu, aku melakukan pendaftaran secara online yang hanya bisa dilakukan sekali saja. Oleh karena itu, aku harus sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam memilih program studi. Setelah mempertimbangkan dengan kedua orang tua, aku pun mantap memilih dua program studi yaitu pilihan pertama Pendidikan Fisika UNY dan pilihan kedua Fisika Teknik UGM. Setelah mendaftar aku pun mendapatkan kartu tanda bukti pendaftarn dan siap untuk mengikuti ujian tulis.
Tanggal 31 Mei 2011 merupakan awal perjuanganku dalam SNMPTN ujian tulis ini. Tes yang diujikan pada hari pertama adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Tes Bidang Studi (TBS) Dasar. Alhamdulillah aku bisa mengerjakan tes hari pertama ini dengan lancar. Namun, mungkin aku agak keteteran pada TBS Dasar karena waktu yang terbatas untuk mengerjakan soal tersebut. Keesokan harinya tanggal 1 Juni 2011 aku mengikti tes hari kedua yaitu TBS IPA. Dan menurut aturan penilaian, tes ini merupakan penyumbang terbesar penentu kelulusan peserta pada SNMPTN. Karena bobot tes ini 70 persen dari skor totalnya. Jika seorang peserta SNMPTN bisa dengan mudah mengerjakan TBS IPA maka peserta tersebut memiliki kemungkinan besar untuk lolos SNMPTN. Alhamdulillah, aku bisa mengerjakan soal-soal TBS IPA dengan sangat luar biasa. Perasaan senang dan optimis lolos SNMPTN mulai muncul dan tertanam dalam diriku.
Tak sabar menanti, akhirnya sebulan setelah ujian SNMPTN pun datang. Sesuai jadwalnya hasil SNMPTN jalur ujian tulis diumumkan tanggal 30 Juni 2011. Namun, pada tanggal 29 Juni 2011 pukul 7 malam hasil sudah bisa dilihat secara online. Seperti biasa setelah shalat Isya aku pun bergegas mengakses web “ujian.snmptn.ac.id” melalui ponsel yang seadanya. Dengan jari gemetar aku mengetikkan nomor ujian SNMPTN, tanggal lahir, dan kode captcha yang tampak pada web tersebut. Setelah berdoa dan meminta restu dari kedua orang tua aku pun memberanikan diri untuk meng-klik link cek hasil. Dan akhirnya tulisan itu adalah “Selamat! Anda diterima di Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta”. Aku pun langsung salim kepada mamaku dan sujud syukur kepada Allah SWT, lalu dengan girangnya aku berjungkir balik di kamar yang terbilang sempit. “Alhamdulillaahh...”, ucapku dalam hati. Aku yakin Allah telah memberikan skenario terbaik-Nya kepadaku sampai aku bisa diterima di Pendidikan Fisika UNY ini. Thanks a lot Allah. I love you full. Hahaha.
Wabilahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaykum warahmatullohi wabarokatuh.
Assalamu'alaikum,
BalasHapusceritanya inspiratif banget, jadi tambah semangat :)
rasanya gimana mas kuliah di pend. fisika uny? nyamankah?
insyaallah aku lulus tahun ini, dan salah satu pilihan prodi yang tak pilih pend. fisika, tapi jujur agak ragu juga, besok kuliahnya gimana, dll..
masih labil, padahal tinggal beberapa hari lagi harus udah daftar snmptn undangan,
hehe, maaf malah curhat. bisa minta info tentang seluk beluk rasanya atau apapun tentang pend. fisika uny gak mas?
makasih banyak sebelumnya
cc:dewi.setiyani.putri@gmail.com
Nanti saya jadikan postingan tentang seluk beluk Pendidikan Fisika ya, dik?
BalasHapusTapi jangan khawatir orang2 yang bergelut didunia Fisika itu sebenarnya asik2, kok
^^
Karena Fisika itu Begitu Indah...
Fisika adalah perkusor masa depan sebuah teknologi dan pendidikan modern. Salam, saya masuk P Fisika UNY tahun 1995 dan S2 P fisika di UNNES Semarang. Saya Guru sebuah SMP Negeri daerah terpencil di Borobudur magelang. Sayaa juga memiliki kisah seperti adik.....(atau mungkin lebih berliku).....kuncinya adalah Doa dan Semangat menemukan jati diri.
BalasHapuswebmu ko, ini :D
BalasHapusIya her. Hahaha
HapusHampir mirip dg crita sya...cuma beda.a saya kuliah di pend.fisika unej hyhyhy
BalasHapus