Pengalaman Mendaftar Beasiswa Pendidikan Indonesia Kemdikbudristek 2021
Bismillahirrohmanirrohim.
Untuk dapat mengikuti program ini, temen-temen sebenarnya bisa mengikuti panduan yang sudah dipublikasikan oleh kemendikbud seperti pada link ini. Intinya lamar beasiswa itu sederhana yaitu ikuti persyaratan yang diminta. Setiap seleksi beasiswa pasti kompetitif. Setiap pelamar beasiswa harus mengirimkan berkasnya sebaik dan sematang mungkin. Daftar checklist persyaratan yang perlu dilengkapi tampil pada gambar di bawah ini.
Untuk dosen yang berminat menempuh studi S3 di dalam negeri, pada beasiswa ini tidak mempersyaratkan bukti sertifikasi kemampuan bahasa inggris seperti TOEFL ITP atau IELTS. Tetapi, satu hal yang wajib ada adalah bukti surat penerimaan atau Letter of Acceptance (LoA) yang menjelaskan bahwa kita sudah dinyatakan "secara resmi" bahwa kita sudah diterima di suatu perguruan tinggi dan program studi S3 yang akan ditempuh. Nah, meskipun tidak ada syarat sertifikat kemampuan bahasa inggris pada pendaftaran beasiswa namun biasanya Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) mempersyaratkan berkas satu ini dalam proses seleksi mahasiswa S3. Secara tidak langsung, Puslapdik (Kemendikbudristek) mempercayai tahapan seleksi PT bahwa jika kita sudah memiliki LoA pasti secara tidak langsung kita sudah memenuhi kemampuan minimal bahasa inggris sebagai calon mahasiswa S3 di dalam negeri.
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarakatuh.
Haloo, selamat datang teman-teman semua yang sempat singgah di blog saya ini. Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba membagi pengalaman saya dalam mengikuti seleksi Beasiswa Pendidikan Dosen Perguruan Tinggi Akademik (PTA) atau Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemdikbudristek tahun 2021. Sebelum diterima beasiswa ini, telah beberapa program beasiswa yang sudah berkali-kali saya coba khususnya dalam jenjang doktoral (S3). Mungkin juga sudah ada ceritanya pada beberapa postingan di blog ini, tetapi seperti biasa saya belum rejekinya heheh.
Menurut saya, melanjutkan pendidikan S3 disarankan melalui jalur beasiswa saja karena biayanya cukup lumayan berdasarkan standar keuangan yang sementara saya miliki saat ini, heheh. Oleh karena itu, setiap informasi program beasiswa yang diselenggarakan pemerintah atau negara lain, saya selalu termotivasi untuk berpartisipasi setiap tahunnya. Meskipun disadari bahwa saya bukan merupakan orang istimewa yang sekali mendaftar beasiswa langsung menjadi awardee hehe. Namun, saya memiliki keyakinan/ prinsip bahwa dengan memulai usaha sedini mungkin (tentunya dengan persiapan yang matang) akan mendekatkan kita pada rejeki beasiswa S3 yang akan kita peroleh. Sepertinya kira-kira begitu saja, alasan motivasi saya dalam setiap seleksi beasiswa S3 yang saya ikuti.
Alhamdulillah, pada tahun 2021 terdapat program baru yang dicanangkan oleh Kemdikbudristek dan LPDP melalui Pusat Layanan Pendidikan (Puslapdik). Mulai tahun 2021, beasiswa BUDI, BPPDN, BPPLN secara resmi dipusatkan pada satu jalur beasiswa yaitu Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang merupakan kerja sama antara Kemdikbudristek dan LPDP. Kemdikbudristek melalui Puslapdik adalah pengelola penerima beasiswa mulai dari seleksi pendaftaran hingga pengelolaan awardee-nya sedangkan LPDP yang menyediakan pembiayaanya. Jadi, standar dan sistem keuangan pembiayaan beasiswa ini akan mengikuti apa yang sudah ditetapkan dalam peraturan keuangan LPDP. Secara singkat, pembiayaannya sama dengan BUDI tetapi pengelolaanya berada pada Kemendikbudristek.
Mengenai kuota yang diterima pada beasiswa ini, awalnya adalah sebanyak 850 untuk dosen tujuan S3 dalam negeri berdasarkan sosialisasi yang bisa diakses pada link ini. Namun, uniknya terdapat beberapa gelombang yang diterima dalam pengumuman akhir awardee beasiswa BPI ini. Saya termasuk dosen yang masuk dalam daftar penerima gelombang pertama. Berdasarkan informasi yang disampaikan bahwa terdapat peserta (dosen) yang masih masuk dalam kategori layak untuk dibiayai studinya sehingga Puslapdik mengajukan permohonan kepada LPDP untuk mengakomodasi para peserta ini. Jadi, kuotanya bertambah tidak seperti apa yang disampaikan dalam sosialisasi sebelumnya.
Oh ya, selain S3 untuk beasiswa dosen, ada juga beasiswa selain buat dosen, lho ? |
Untuk dapat mengikuti program ini, temen-temen sebenarnya bisa mengikuti panduan yang sudah dipublikasikan oleh kemendikbud seperti pada link ini. Intinya lamar beasiswa itu sederhana yaitu ikuti persyaratan yang diminta. Setiap seleksi beasiswa pasti kompetitif. Setiap pelamar beasiswa harus mengirimkan berkasnya sebaik dan sematang mungkin. Daftar checklist persyaratan yang perlu dilengkapi tampil pada gambar di bawah ini.
Untuk dosen yang berminat menempuh studi S3 di dalam negeri, pada beasiswa ini tidak mempersyaratkan bukti sertifikasi kemampuan bahasa inggris seperti TOEFL ITP atau IELTS. Tetapi, satu hal yang wajib ada adalah bukti surat penerimaan atau Letter of Acceptance (LoA) yang menjelaskan bahwa kita sudah dinyatakan "secara resmi" bahwa kita sudah diterima di suatu perguruan tinggi dan program studi S3 yang akan ditempuh. Nah, meskipun tidak ada syarat sertifikat kemampuan bahasa inggris pada pendaftaran beasiswa namun biasanya Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) mempersyaratkan berkas satu ini dalam proses seleksi mahasiswa S3. Secara tidak langsung, Puslapdik (Kemendikbudristek) mempercayai tahapan seleksi PT bahwa jika kita sudah memiliki LoA pasti secara tidak langsung kita sudah memenuhi kemampuan minimal bahasa inggris sebagai calon mahasiswa S3 di dalam negeri.
Nah, mengenai bagaimana proses mendapatkan LoA (yang jelas sudah dipastikan mendapatkan rekomendasi dari dekan dan surat izin dari Rektor PT asal teman-teman bekerja), temen-temen harus mengunjungi sistem penerimaan mahasiswa baru (PMB) di kampus tujuannya masing-masing. Kalau kemarin saya mengikuti seleksi pendaftaran melalui jalur portofolio. Jadi, tidak ada tes seleksi yang harus diikuti sampai diterimanya LoA. Kebetulan beberapa berkas seperti TPA dan sertifikat TOEFL ITP sudah saya miliki. Nah, sekedar tips. Jika teman-teman ingin mendaftar S3 melalui jalur portofolio mungkin bisa mencicil terkait dengan dua sertifikat ini. Tapi, kalau gak mau ribet biasanya ikut tes seleksi masuk yang diselenggarakan PT tujuan aja. Hal ini sesuai dengan preferensi dan persiapan teman-teman semuanya.
Pengumuman pendaftaran beasiswa ini, kalau tidak salah, disampaikan pada bulan Mei 2021, berbarengan dengan bulan puasa, ya. Nah, sebelumnya, saat pengumuman beasiswa ini, saya juga sama sekali belum memegang LoA. Bahkan, kepikiran mau S3 juga belum, hehehe. Tapi, karena jadwal pendaftaran beasiswa ini hingga akhir Juni 2021 dan saya memantau bahwa masih ada universitas yang membuka gelombang pendaftaran sesuai dengan jadwal ini, akhirnya saya bergegas untuk mendapatkan LoA.
Kemudian, beberapa hal yang mungkin menjadi hal yang sering muncul dalam seleksi beasiswa seperti personal statement (PS) juga harus dibuat. Saya kira untuk hal ini tidak perlu dijelaskan lebih rinci pada postingan kali ini yah. Lagian, PS itu bersifat pribadi sehingga disarankan gak perlu lihat contoh orang lain karena setiap individu memiliki pengalaman "istimewa" masing-masing. Intinya, PS adalah pernyataan "pribadi" yang ditujukan kepada penyeleksi beasiswa dari lubuk hati yang paling dalam teman-teman (ceilah) mengapa teman-teman menginginkan dan layak menerima beasiswa ini. PS bisa dikatakan sebagai pengganti seleksi wawancara beasiswa yang mana dalam program beasiswa ini tidak ada tahap wawancara. Jadi, prosesnya relatif mudah yaitu hanya satu tahap, seleksi substansi saja. Kita hanya mengirim berkas-berkas yang dipersyaratkan secara online melalui sistem pendaftaran yang sudah tersedia dan kemudian kita langsung melihat pengumumannya pada akhir Juli 2021. Tetapi, pada saat itu agak ngaret sih diumumkannya hingga tanggal 1 Agustus 2021. Tapi, alhamdulillah pengumumannya masih disampaikan sebelum kami kuliah perdana pada awal bulan September 2021. Jadi untuk urusan daftar ulang (registrasi) masih bisa dilaksanakan meskipun saya agak terlambat dari jadwal yang telah ditetapkan oleh PT. Pengumuman yang disampaikan melalui email pada tanggal 1 Agustus 2021 seperti tampak di bawah ini.
Selain pengumuman via email, pada tanggal 29 November 2021 (setelah 4 bulan pengumuman sebagai penerima beasiswa) ternyata Puslapdik mengeluarkan SK Penetapan Penerima BPI Kemdikbudristek seperti di bawah ini. Surat ini menyusul meskipun kami sudah menerima dana beasiswanya beberapa bulan lalu. Surat ini bisa digunakan bagi teman-teman yang ingin mengurus tugas belajar.
Baik, mungkin singkat seperti itu aja, ya, mengenai pengalaman yang ingin saya bagikan dalam seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemdikbudristek 2021. Semoga bisa menjadi gambaran teman-teman dosen atau pembaca sekalian yang sedang memperjuangkan studi lanjut demi pengembangan kompetensi dosen di Indonesia. Terima kasih atas perhatiannya hingga mengunjungi blog saya ini.
Wabilahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaykum warahmatullohi wabarokatuh.
Mantap mas koko...
BalasHapuswah terima kasih mbak, sudah berkunjung heheh
HapusMantap Pak, mudah2 bisa ikut jejak pengalamannya bapak nih, hehehe
BalasHapus